Tegal, NU Online
Seiring perkembangan zaman, media merupakan salah satu bagian penting yang tak dapat dipisahkan lagi dengan kondisi sosial masyarakat. Pasalnya, media adalah sebuah acuan atau tolak ukur berkembangnya suatu negara. Lalu sejauh mana peran media massa? Ada banyak jawaban yang diajukan oleh para pakar sosial mengenai peran media massa terhadap isu yang berkembang di masyarakat. <>
Demikian pembicaraan yang menguak dalam pemaparan singkat diskusi media massa dan NU, yang disampaikan oleh kontributor NU Online wilayah Tegal Abdul Muiz dalam Latihan Kader Muda (Lakmud) yang dikemas oleh Pimpinan Anak Cabang (PAC) Ikatan Pelajar Nahdltul Ulama dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPNU-IPPNU) Kecamatan Tarub, baru-baru ini di SDN Gedongan Sayang Kecamatan Tarub.
Muiz menjelaskan media massa juga bisa berperan sebagai sumber rujukan di bidang pendidikan dan penyebaran informasi yang cepat. Dalam hal ini, media dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat. Media memiliki andil yang penting dalam mengajak masyarakat untuk memerangi kekerasan dan tindak kriminalitas.
“Media sebagai kekuatan strategis dalam menyebarkan informasi merupakan salah satu otoritas sosial yang berpengaruh dalam membentuk sikap dan norma sosial suatu masyarakat. Media massa bisa menyuguhkan teladan budaya yang bijak untuk mengubah prilaku masyarakat,” katanya.
Dalam diskusi yang diikuti oleh 90 peserta itu, ia juga menceritakan tahun 20 sampai 30-an, media-media NU bergerak dalam penguatan akidah ahlusunah wal jama’ah. Pada tahun 50-an warga NU memiliki media Duta Masyarakat yang memiliki pengaruh yang sangat kuat apalagi NU menjadi partai terbesar ketiga dalam pentas nasional sehingga Duta Masyarakat selalu dinanti oleh masyarakat.
“Kendati demikian, tantangan kita saat ini ialah maraknya kelompok fundamintalis Islam dan liberal yang merongsong akidah Islam. Mereka sangat gencar, hingga mereka menerbitkan tafsir Alquran sendiri. Itu semua harus dihadapi oleh NU. Melihat karakter media NU tahun 20-60-an dan sekarang ini, warga NU diharuskan meluruskan tema dan isu sekaligus membangun strategi redaksional yang memadai,” tukasnya.
Diakhir sesi banyak pertanyaan yang terlontar dari peserta, sehingga jalannya diskusi semakin hangat. Rekomendasi dari kegiatan diskusi itu adalah adanya tindak lanjut dengan menggelar kegiatan yang lebih intensif semacam diklat jurnalistik.
Redaktur: Mukafi Niam