Tegal, NU Online
Mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam Bhakti Negara (STIBN) Tegal, mendapat apresiasi sendiri dari masyarakat, mereka itu yang telah selesai menempuh program Kuliah Kerja Nyata (KKN) atau dalam perguruan tinggi tersebut disebut Praktik Ilmu Amalaiyah Lapangan (PIALA) .
<>
Salah satunya adalah kelompok yang diterjunkan di Desa Pacul Kecamatan Talang Kabupaten Tegal, rupannya masyarakat memiliki nilai lain terhadap sepuluh mahasiswa tersebut, pasalnya mahasiswa yang melakukan tugas di desa tersebut hubungan sangat dengan dengan masyarakat, terbukti program pemberantasan huruf hijaiyah bagi ibu-ibu lanjut usia dan anak-anak menjadi penyatu. Ratusan wanita Lansia dan anak-anak menjadi saksi kesuksesan dan keakraban mereka. Bahwa program tersebut berhasil dan memberikan efek manfaat bagi masyarakat, hal itu juga yang membuat masyarakat menginginkan agar praktik para mahasiswa di desa tersebut diperpanjang.
“Ya memang Mas, ada dua program yang memang mendapatkan tempat sendiri di hati masyarakat pertama pemberantasan buta huruf huruf hijaiyah dengan metode yang kami gunakan qiroati dan yang kedua pemulasari jenazah bagi ibu-ibu Muslimat dan Fatayat, dengan dua program yang ini masyarakat kok kelihatanya butuh banget,” jelas salah satu Mahasiswa Aeni Fitria Azaen saat NU Online bertandang ke Poskonya di dampingi ketua Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) H Muslikh, Sabtu (28/7) .
Aeni yang rupanya putri kaia Kondang asal kota Tegal itu juga tidak menampilkan bahwa keberhasilan programnya tidak lepas karena beberapa pihak yang berperan. “Ya walaupun program kami sebenarnya banyak banget Mas, tetapi mungkin ini yang menjadi kami dekat dengan masyarakat, terus terang saja dengan program pemberantasan huruf hijaiyah kami setiap malam harus keliling kekelompok-kelompok RT/RW dan daerah-daerah pedukuhan, jadi tidak ada hari yang tidak kami manfaatkan untuk itu,“ tambahnya.
Mudah-mudahan, lanjut dia, kami bisa belajar lebih banyak dan apa yang telah kami lakukan disini dapat bermanfaat walaupun hanya sedikit “Yang penting manfaatnya bukan sedikit banyaknya,“ harapanya.
Menanggapi hal itu ketua Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) H Muslikh mengaku bangga apa yang telah dilakukan mahaiswanya karena telah melakukan sesuatu yang memang masyarakat membutuhkanya, jadi ke depan juga harus diperhatikan kepada semua mahasiswa jangan membuat program yang muluk tetapi sebenarnya tidak sesuai dengan kondisi daerah tersebut, sehingga pada akhirnya tidak ada respon dari masyarakat, tetapi buatlah program yang memang masyarakat membutuhkan.
“Lah kaya gini kan kelihatanya sepele tetapi masyarakat memang butuh dan ini yang saya anggap rasional, juga cerdas,“ katanya.
Tetapi juga jangan sampai putus sampai mahasiswa selesai tugas, karena tugas mahasiswa hanya sebagai stimulus atau perangsang sehingga ada sebagian masyarakat yang nantinya akan meneruskan dan hingga betul-betul berhasil.
“Ketepatan, yang dihasilkan dari analisis yang tajam itulah yang nanti akan mempengaruhi peran mahaiswa dalam dunia yang akan mereka lakoni, untuk itu belajarlah dengan semesta agar kompetensi hidup dapat meningkat terus,“Pesan Muslikh, yang juga ketua PC LP Ma’arif NU Kabupaten Tegal.
Redaktur : Mukafi Niam
Kontributor: Abdul Muiz TGL