Daerah

Madrasah NU Brebes Tumbuhkan Karakter Siswa dengan Seni

Jumat, 20 Januari 2017 | 12:03 WIB

Madrasah NU Brebes Tumbuhkan Karakter Siswa dengan Seni

MA NU 03 Pentas Pengantin Sunat di TMII

Brebes, NU Online
Madrasah Aliyah (MA) Nahdlatul Ulama (NU) 03 Brebes bergiat mengembangkan seni budaya, guna menumbuhkan karakter para siswa. Tidak hanya pembelajaran intrakurikuler, tetapi kegiaan ekstrakurikuler menjadi hal yang menarik bagi para siswa, terutama dibidang seni dan budaya.

Demikian disampaikan Kepala MA NU 03 Brebes Sulawestiyo di sela persiapan studi banding ke Yogyakarta untuk menyaksikan pagelaran seni budaya, Jumat (20/1/17).

Tiyo meyakini dengan kegiatan seni budaya tradisi, anak-anak makin tertarik dan tertata dalam pembelajaran. Karena didalamnya timbul kreativitas dan mampu mengubah sifat dan sikap anak anak menjadi lembut. “Pendidikan karakter yang sesungguhnya bisa lewat seni budaya,” terangnya.

Lewat kegiatan teater misalnya, anak-anak membikin kostum sendiri, mengikuti latihan yang berbulan-bulan walaupun kemudian dipentaskan hanya berlangsung 10 menit. Di sini mereka tertanam untuk bekerja keras, sabar, penuh rasa tanggung jawab, dan peluapan emosi yang diubah dengan kreasi. “Maaf, anak yang tadinya ‘nakal’ dalam tanda kutip, kini menjadi lembut dan berkarakter,” ungkapnya. 

Anak anak juga semakin mengetahui tentang seni budaya Indonesia yang adiluhung. Secara tidak langsung mereka juga turut memperkenalkan dan melestarikan seni budaya tradisonal Indonesia. 

Karakter mereka terbentuk, sambung Tiyo, antara lain ketika mereka nganteri untuk pentas maka terbentuk kejiwaannya untuk bersabar. Juga mampu menjadi orang yang tangguh karena penempaan yang terus menerus berlatih, harus berani capek. 

Ketika mereka berlatih ataupun pentas harus mendapat restu orang tua, juga dilatih untuk saling menjaga kebersamaan serta sopan santun. “Kepada orang tua harus hormat, kepada kakak kelas juga memanggilnya mas atau kang, mbak yu,” jelasnya.

Dari hasil kreativitasnya, teater Gong milik MA NU 03 Brebes dipercaya untuk pentas pagelaran seni budaya di TMII Jakarta pada 2014 dengan lakon Pengantin Sunat. Berikutnya, pada Mei 2016 berhasil menjadi penyaji terbaik pada expo produk unggulan Kabupaten Brebes dengan mementaskan kesenian khas Brebes berupa sintren. 

Berikutnya, menjadi duta seni Kabupaten Brebes dengan menampilkan Jaran Sigambir pada pagelaran seni budaya 2016 tingkat Jateng di Slawi Kabupaten Tegal. 

Ketika latihan sudah selesai, lanjutnya, para siswa juga mengadakan pagelaran antara lain di GOR Sasana Krida Adhikarya Brebes pada 2015 secara mandiri seperti pentas singa depok, sintren, tari kesatrian, barongan dan lain-lain. Pagelaran dilanjutkan pada 2016 di UMUS Brebes dengan jenis pentas yang sama ditambah dengan D’ Angklung yakni kolaborasi angklung dan drumband.

Tiyo menceritakan, Madrasah yang memiliki jurusan IPS ini baru meluluskan 5 angkatan. Sebelumnya, madrasah yang berdiri pada Juli 2005 awalnya menempati sebuah Madrasah di Desa Pemaron Brebes. Setelah memiliki gedung sendiri, kini berada ditempat strategis yakni jalan raya Jatibarang Brebes Km 6. Madrasah ini  memiliki luas tanah 1000 meter persegi dengan jumlah bangunan sebanyak 6 ruang di tiga gedung. “Dengan sisa tanah yang masih luas, pengembangan lebih lanjut sangat menjanjikan,” tekad Tiyo.  

Tiyo berpegang teguh, madrasah yang memiliki siswa 60 orang siswa ini tetap akan mencirikan diri khas kesenian dan budaya. “Karena kegelisahan kreativitas siswa bisa tersalurkan secara maksimal ketika berekspresi dengan hati, pikiran dan tenaganya,” tegasnya. (Wasdiun/Abdullah Alawi)

  


Terkait