Daerah

Madrasah Kekurangan Ribuan Guru

Selasa, 13 September 2011 | 03:35 WIB

Cilegon, NU Online
Sebanyak enam madrasah negeri, yang terdiri dari satu Madrasah Ibtidaiyah (MI), tiga Tsanawiyah, tiga Aliyah dan 62 madrasah swasta di Kota Cilegon masih kekurangan ribuan guru khusus mata pelajaran umum seperti Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, dan bidang jurusan seperti Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) meliputi Fisika, Kimia, Biologi dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) khususnya ekonomi.

Para guru madrasah yang ada saat ini, kebanyakan masih merangkap mengajar mata pelajaran, kondisi ini membuat para guru tersebut kurang maksimal dalam kegiatan belajar mengajar (KBM).
<>
“Kami masih membutuhkan guru yang memiliki kompetensi untuk pelajaran umum, jadi guru-guru yang sudah ada masih kurang mendukung,” kata Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Cilegon, Badri Hasun, saat ditemui di ruang kerjanya kepada NU Online, Senin, (12/9).

Madrasah adalah sekolah yang berkebutuhan khusus. Karena, selain banyak diajarkan pelajaran agama Islam, mata pelajaran umum juga diajarkan laiknya sekolah umum. Menurut Badri, demikian disapa, untuk guru mata pelajaran agama sudah mencukupi. Kekurangan guru yang terjadi selama ini, diatasi oleh guru honorer yang diangkat oleh yayasan sekolah masing-masing. Hal itu disebabkan karena Kantor Kementerian Agama Cilegon tidak mampu memberikan guru khususnya yang berstatus pegawai negeri sipil (PNS).

Sentara, menurut Kepala Seksi (kasi) Madrasah dan Pendidikan Islam pada Sekolah Umum (Mapendais), Titim Fatimah, untuk mendapatkan guru berstatus PNS sangatlah sulit. Sebab, setiap kali ada guru PNS baru, justru peluang untuk mengajar minim. Apalagi guru berstatus PNS tersebut penyalurannya langsung dari pusat.

“Syukur-syukur  jika dalam setahun ada satu guru yang ditugaskan untuk mengajar, tetapi terkadang kami tidak mendapatkan sama sekali. Saya kurang paham penyebabnya apa,” paparnya.

Dengan kondisi ini, sepatutnya Kementerian Agama Pusat segera memokuskan pada pemenuhan kebutuhan guru madrasah dengan kompetensi mata pelajaran umum rangkap mata pelajaran yang diajarkan, bahkan satu guru mengajar tiga mata pelajaran sekaligus.

Redaktur    : Mukafi Niam
Kontributor: Candra Zaini


Terkait