Daerah

Macapatan Sekar Kawedhar dan Upaya Lestarikan Warisan Wali Songo

Ahad, 23 Juni 2019 | 04:00 WIB

Sidoarjo, NU Online
Nusantara kaya  akan tradisi  peninggalan Wali  Songo  yang  sangat mengakar di masyarakat Jawa. Kreasi tersebut untuk membumikan Islam secara ramah dan menyenangkan lewat memanfaatkan budaya setempat yang digemari. Macapat merupakan salah satu kreasi dan peninggalan ketika berdialog dengan masyarakat Jawa.

Upaya melestarikan tradisi tersebut dilakukan beberapa waktu berselang di Pendapa Delta Budaya Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur dengan diselenggarakannya pagelaran macapat. 

“Acara ini merupakan acara rutin yang diselenggarakan setiap malam Anggara Kasih atau Selasa Kliwon,” kata Puguh Widodo, Sabtu (22/6).

Menurutnya, malam tersebut memang waktunya tidak tepat sebab tertunda lantaran bulan Ramadhan. “Tapi Insyaallah tanggal 8 Juli kita bertemu lagi sesuai jadwal normal," jelas memandu prosesi pagelaran macapat tersebut. 

Acara dibuka dengan beberapa lagu Santiswaran yang dipimpin oleh Sono dari Surabaya. Syiir Tanpa Waton termasuk syiir yang dibawakan oleh dengan aransemen Santiswaran nada Jawa. 

"Mari kita buka dengan tembang Santi Puji,” ajak Brama Iswara, pemimpin pagelaran macapat ini. 

Sambutan dari Dinas Pendidikan disampaikan oleh Kartini. "Mumpung masih lebaran, saya mengucapkan selamat Idul Fitri mohon maaf lahir batin. Semoga juga acara ini bisa memperkuat silaturahmi kita, Tamba kangen, dan bisa sarana untuk melestarikan budaya bangsa yang adi luhung ini," ungkapnya.

Macapat ini rutin diselenggarakan sejak 2006 diinisiasi oleh Paguyuban Sekar Kawedhar Sidoarjo kerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Sidoarjo. 

"Pada awalnya Sekar Kawedhar di bawah naungan Kesra," terang Mas Bram, panggilan akrab Brama Iswara selaku Ketua Paguyuban Sekar Kawedhar Sidoarjo. 

Kegiatan ini awalnya merupakan persetujuan langsung dari bupati kala itu, Win Hendrarso dengan memberikan instruksi langsung ke sekretaris daerah. "Kami dari Sekar Kawedhar yang diberi kepercayaan untuk mengatur acara ini secara detil,” akunya. 

Dirinya juga mengajak teman karawitan untuk bisa bergabung dalam kegiatan macapat ini. “Tujuannya untuk memperkuat paseduluran dan pelestarian budaya," terang pria yang juga langganan MC bahasa Jawa ini.

Pada acara tersebut juga diberikan kenang-kenangan dari Sekar Kawedhar berupa Gendewa (panah tradisional) hasil kreasi anggota Sekar Kawedhar kepada Dinas Pendidikan Sidoarjo yang diterima oleh Ibu Kartini. 

"Mohon jangan dilihat fisiknya, namun pesan kebudayaan yang ingin kita lestarikan," tutur Hj Sumirah dan H Soetikno  selaku sesepuh Sekar Kawedhar. 

Serat Wedhatama karya KGPAA Mangkunegara IV merupakan buku yang dibaca. "Mohon bapak dan ibu yang akan membawakan Pangkur maju depan duduk berjajar. Di belakannya duduk berjajar pembaca Sinom. Kita menghadap ke arah dalem bupati," urai Puguh. 

Uraian makna bait Pangkur secara garis besar disampaikan oleh Ki Sugito. "Pangkur artinya pesan ini ditujukan untuk kita yang sudah mulai mungkur / membelakangi dunia, khususnya kita yang usia di atas 40," terang pegiat seni Macapat Jawa Timuran ini.

Serat Wedhatama menegaskan bahwa para raja Jawa, khususnya keturunan Mataram jalur Pura Mangkunegaran bermadzab Syafi'iyah sekaligus kritik kepada orang yang terlalu ngurusi fiqih tanpa mendalami tasawuf. Hal ini bisa dilihat dari potongan bait sinom berikut:

23
Anggung anggubel sarengat,
Saringane tan den wruhi,
Dalil dalaning ijemak,
Kiyase nora mikani,
Ketungkul mungkul sami,
Bengkrakan mring masjid agung,
Kalamun maca kutbah,
Lelagone Dandanggendis,
Swara arum ngumandhang cengkok palaran

Hanya memahami syariat saja,
sedangkan hakekatnya tidak dikuasai,
dalil dan cara melaksanakan ijmak
begitupun dengan kias
Mereka lupa diri, (tidak sadar)
bersikap berlebih-lebihan di masjid agung,
Bila membaca khotbah
berirama gaya dandanggula
suara merdu bergema gaya palaran

Macapat ini diikuti oleh berbagai elemen di Sidoarjo dan sekitarnya, termasuk pribadi dan paguyuban macapat dari Gresik Surabaya, Mojokerto, dan Sidoarjo sendiri. (Sugiharso/Ibnu Nawawi)


Terkait