Probolinggo, NU Online
Pengurus Cabang Lembaga Pendidikan Ma’arif NU Kraksaan Kabupaten Probolinggo bekerja sama dengan YDSF Surabaya dan KPI sukses menggelar pelatihan guru Bahasa Indonesia di Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul Ulama (MINU) Kraksaan. Pelatihan ini diikuti oleh 55 guru SD/MI yang berasal dari 12 kecamatan se Cabang Kraksaan.<>
Ketua panitia Siti Nur Tamami kepada NU Online , Ahad (24/3) mengungkapkan pelatihan ini digelar dengan tujuan untuk lebih meningkatkan kompetensi guru Bahasa Indonesia sehingga mampu menguasai bidang study yang akan diajarkan kepada anak didiknya. Dengan demikian, ilmu yang disampaikan bisa ditransfer dan diterima dengan mudah oleh anak didiknya.
“Jumlah peserta yang mengikuti pelatihan ini melampaui target yang telah ditetapkan oleh panitia. Alhamdulillah, semua peserta mengikuti pelatihan ini dengan penuh semangat dan sungguh-sungguh. Kami menghargai niat yang kuat untuk belajar dari para guru Bahasa Indonesia ini,” ungkapnya.
Sementara Ketua PC LP Ma’arif NU Kraksaan Taufik mengungkapkan bahwa pada awal mengikuti pelatihan ini ekspresi peserta terlihat biasa-biasa saja. Namun setelah mengikuti beberapa sesi, mereka menjadi lebih ekspresif dan semangat. “Tidak ada peserta yang malas-malasan apalagi meninggalkan acara sebelum pelatihan selesai,” ujarnya dengan bangga.
Menurut Taufik, jika dibandingkan dengan pelatihan beberapa tahun lalu yang digelar oleh Pemerintah Kabupaten Probolinggo, peserta pelatihan tahun ini terlihat lebih antusias dan semangat. Hal ini tentunya merupakan sebuah langkah maju demi perkembangan dunia pendidikan di Kabupaten Probolinggo.
“Beberapa tahun yang lalu ada pelatihan dari pemerintah yang diikuti 50 guru. Tetapi ketika penutupan, tersisa hanya 18 guru saja. Banyak yang sudah pulang atau tidur-tiduran di masjid. Sebab isi yang disampaikan dalam pelatihan tersebut kurang menarik dan monoton sehingga peserta terlihat cepat bosan,” jelasnya.
Dikatakan Taufik, pelatihan guru Bahasa Indonesia ini sangat dibutuhkan oleh guru-guru di daerah karena kualitas pendidikan di daerah masih kurang memuaskan. “Kalau mengharapkan bantuan pemerintah saja tentu tidak cukup. Karenanya berbagai pihak yang peduli pendidikan harus turut serta memajukan pendidikan umat Islam,” tandasnya.
Lebih lanjut Taufik sangat mengapresiasi upaya YDSF Surabaya yang berkomitmen secara kuat untuk terus-menerus mengupayakan perbaikan pendidikan umat Islam melalui berbagai program diantaranya peningkatan kualitas guru.
“Mudah-mudahan pelatihan ini mampu memberikan bekal dan meningkatkan kompetensi guru Bahasa Indonesia sehingga mampu meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan di Kabupaten Probolinggo,” harapnya.
Redaktur : A. Khoirul Anam
Kontributor : Syamsul Akbar