Daerah

Liburan, MINU Wali Songo Kunjungi Situs Sejarah

Senin, 31 Desember 2012 | 12:40 WIB

Bojonegoro, NU Online
Madrasah Ibtidaiyah NU (MINU) unggulan Walisongo Desa Sumuragung kecamatan Sumberrejo Bojonegoro Napak tilas kekayaan budaya daerahnya dengan mengunjungi area wisata Khayangan api Bojonegoro dan petilasan Angling Dharma Kalitidu 
<>
Demi mengenalkan budaya lokal tanah leluhur kepada anak didiknya, Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul Ulama (MINU) unggulan Wali Songo menyambut liburan semester kali ini dengan kegiatan yang berorientasi menyenangkan sekaligus mendidik. 

Kegiatan ini disentrakan pada 2 (dua) lokasi, yang pertama di Taman wisata Khayangan (nirwana) Api yang terletak di desa Sendangharjo kecamatan Ngasem Bojonegoro. Yang kedua di Petilasan Angling Dharma kecamatan Kalitidu pada (30/12/2012). 

Kegiatan bagi anak didik ini dikemas dalam bentuk outbond dimana tujuannya untuk membina karakter-karakter yang terpendam pada anak didik MINU yang notabene berasal dari latarbelakang keluarga beragam. Hal ini sangat penting mengingat dengan bercampurnya anak didik dalam kegiatan menjadikan mereka saling mengisi, menghormati dan meneladani satu sama lain. Selain itu juga memberikan kesempatan kepada anak-anak didik yang memilki kemampuan dan bakat kepemimpinan agar lebih terasah jiwa kepemimpinannya. 

Kegiatan yang dari awal pelaksanaan oleh Ahmad Taufik selaku ketua pelaksana disetting berkelompok ini memilki misi untuk mencetak dan memunculkan calon-calon pemimpin bangsa yang benar-benar berkarakter. 

“Kami berusaha memunculkan karakter-karakter terpendam mereka melalui kegiatan ini supaya anak didik MINU nantinya terbiasa berahlakhul karimah ketika sudah lulus dari madrasah ini, terlebih ahlakhul karimah ala Ahlusunnah wal jamaah yang menjadi ciri khas kami,” ujar guru yang masih lajang tersebut berapi-api.

Kegiatan ini diakhiri pada pukul 14.40 WIB dengan sholat berjamaah Dhuhur dan Ashar di Masjid Islamic Center kota Bojonegoro dengan seluruh anak didik sebagai makmum dan bapak guru bergantian menjadi imam.

“Hal ini memang disengaja oleh pihak dewan guru demi meringkas waktu kegiatan dan melatih jiwa religius anak-didik supaya selalu terbiasa berjamaah ketika sholat 5 (lima) waktu,” tutup Mubarok Firdaus yang juga menjabat Humas Madrasah yang seluruhnya bercat hijau muda tersebut.


Redaktur    : Mukafi Niam
Kontributor: Muhammad Satria


Terkait