Sumenep, NU Online
Fakta yang tidak bisa dipungkiri, Sumenep merupakan salah satu kabupaten yang memiliki APBD yang sangat besar dan masyarakatnya dinilai paling religius. Kendati demikian, Sumenep ternyata termasuk kabupaten dengan angka kemiskinan yang sangat tinggi, yakni masuk kategori lima besar se Jawa Timur.
Demikian disampaikan Ketua PC Lazisnu Sumenep Mahsun, S.Th.I pada acara launching Lazisnu Sumenep, di GNI Sumenep, Kamis (28/07). Dalam sambutannya, Mahsun menyatakan, untuk menekan angka kemiskinan di Sumenep tersebut perlu adanya sinergi konseptual dan gerakan nyata antar stakeholder.
<>
Dikatakan Mahsusn, Lazisnu Sumenep akan memprioritaskan sektor zakat produktif daripada konsumtif. Karena itu, sebelum lebih jauh bergerak dibutuhkan bekal konseptual dari banyak kalangan dan membangun jaringan yang memadai.
“Kegiatan ini bertujuan untuk mendorong terciptanya sinergi konseptual, keyakinan, dan gerakan antar stakeholder kemiskinan di Sumenep, baik pemerintah, ormas, organisasi mahasiswa (PMII, HMI), maupun para pengusaha, untuk bersama-sama menekan kemiskinan di Sumenep,” tandas alumnus UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ini.
Acara launching Lazisnu ini dikemas dengan Talk Show. Hadir sebagai narasumber dalam Talkshow dengan tema “Bersinergi Menekan Angka Kemiskinan” itu delegasi dari Badan Pusat Statistik (BPS), Dinis Sosial Sumenep, PKK, BRI, BMT NU Gapura, PMII, HMI, Cendikiawan, dan Kelompok Tani Bukit Hijau.
Pada acara tersebut PC Lazisnu Sumenep juga menyerahkan Bantuan NU Smart berupa biaya pendidikan kepada lima pelajar anak yatim dan miskin, masing-masing Rp 250 ribu serta Bantuan NU Care yaitu bantuan tongkat bagi orang cacat sebesar Rp 500 ribu.
Redaktur: Mukafi Niam
Kontributor : Abdul Hady JM