Daerah

Korban Konflik Minta Bantuan Rumah

Kamis, 4 Desember 2003 | 06:39 WIB

Banda Aceh, NU.Online
Sebanyak 62 kepala keluarga (KK) dari 117 KK warga Desa Yakin Jaya, Kecamatan Cot Girëk, Aceh Utara, yang sempat mengungsi ke Sumatera Utara beberapa tahun lalu, sejak 22 Oktober 2003, sudah kembali ke desa asalnya. Mereka ditampung di bangunan SD setempat, karena semua rumah di desa itu habis dibakar kelompok GAM. Warga pengungsi tersebut kini sangat mengharapkan bantuan dari Pemda setempat agar segera membangun rumah pengganti untuk mereka.

Salahoeddin (27), warga asal desa itu kepada kontributor NU.Online mengatakan agar instansi terkait secepatnya membangun rumah untuk warga di sana. Sebab, mereka sekarang tidak punya tempat tinggal lagi. Semua rumah warga Desa Yakin Jaya yang kebanyakan bangunan permanen, habis dibakar GAM, beberapa tahun lalu. "Sekarang warga kami menumpang di gedung SDN Yakin Jaya atas izin kepala sekolah. Selebihnya tinggal di gubuk-gubuk yang dibuat darurat," jelasnya.

<>

Menurut Salahoeddin, ayahnya H. Salam, Ketua Kelompok Tani di Desa Yakin Jaya, bersama warga desa lainnya, mengungsi ke Provinsi Sumatera Utara pada tanggal 16 Oktober 1999, akibat konflik yang melanda kawasan itu. Ketika itu, pemukiman tersebut diserang dan dibakar GAM. Kini, mereka tidak punya apa-apa lagi. Padahal, kehidupan warga setempat, sebelumnya termasuk makmur, karena hasil kebunnya lumayan banyak.

Warga desa yang sempat eksodus ke Sumatera Utara itu, pulang atas inisiatif sendiri, setelah kondisi keamanan di Aceh semakin kondusif selama darurat militer. Haji Salam melalui anaknya Salahoeddin, memastikan, ada 62 KK dari 117 KK yang telah kembali ke desa itu dari pengungsian. Besar kemungkinan, warga eksodus lainnya juga akan pulang kampung ke Desa Yakin Jaya (12 Km dari Lhok Sëukon).

Selama mengungsi, semua harta benda mereka yang tinggal sudah tidak ada lagi, kecuali hanya kebun yang tidak terurus. Tiap KK memiliki dua hektar kebun. Ada yang ditanami karet, pinang, coklat (kakao), dan berbagai jenis tanaman keras lainnya. Sejak warga kembali ke desa itu, kebun-kebun yang sudah menghasilkan, mulai dirawat kembali. Warga setempat umumnya berprofesi sebagai petani.(Kd-NAD/Muntadhar)


Terkait