Daerah

Kopri PMII Jatim: Pasar Murah Hanya Solusi Sementara

Senin, 5 Agustus 2013 | 14:57 WIB

Surabaya, NU Online
Sejumlah operasi pasar dilakukan pemerintah dalam upaya memberikan keringanan harga bagi sembilan bahan pokok yang cenderung melambung. Namun kebijakan ini hanya bersifat sesaat karena tidak bisa menekan harga yang cenderung naik, khususnya menjelang hari raya.
<>
Untuk bisa menekan serta mengembalikan harga kebutuhan dasar masyarakat, tidak hanya bisa diselesaikan dengan melakukan operasi pasar. “Harus ada keseriusan dari pemerintah untuk membuat kebijakan yang bisa menjamin harga kebutuhan pokok tersebut bisa terjangkau,” kata Athik Hidayatul  Ummah kepada NU Online (4/8).

Adanya bazar murah yang selama ini kerap diselenggarakan dianggap Athik, sapaan akrabnya sebagai solusi jangka pendek. “Sedangkan jangka panjangnya yang paling penting adalah menyelesaikan masalah ekonomi secara menyeluruh,” ungkapnya.

Ketua Korp Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Putri Jawa Timur ini sangat prihatin karena dari hari ke hari harga kebutuhan harian semakin melonjak. Dan pada saat yang sama, pemerintah seakan tidak berdaya menghadapi mekanisme pasar yang cenderung tidak berpihak kepada rakyat tersebut.

Apalagi pada setiap operasi pasar atau bazar murah ini para peminatnya adalah perempuan. “Yang terhimpit, tergencet serta mengalami cidera adalah para ibu bahkan tidak jarang mereka yang usianya sudah udzur,” katanya.

“Fenomena ini sangat memprihatinkan dan semestinya menggerakkan kesadaran bersasma agar kejadian serupa tidak pernah terulang,” sergahnya.

Bagi dosen di sejumlah perguruan tinggi ini, sebenarnya tidak ada sistem yang dapat menjamin keberlangsungan harga sejumlah kebutuhan pokok itu sesuai dengan daya beli rakyat di level bawah. “Rasanya bukan pada tempatnya kalau kita memperdebatkan sistem yang digunakan oleh bangsa ini,” katanya.

Bagi perempuan lajang ini, apapun sistem yang dijalankan serta dipilih oleh sejumlah negara termasuk Indonesia tentunya telah melalui diskusi yang intensif. “Dan semuanya telah mencoba memberikan solusi terbaik agar bisa memberikan pelayanan bagi rakyat,” terangnya.

Justru yang terpenting adalah kemampuan dari para aparat untuk mengawal sejumlah kebijakan yang pro rakyat.  “Dalam situasi seperti ini yang dibutuhkan bagi bangsa ini bukan semata ahli ekonomi atau ahli hukum,” tandas alumnus Unioversitas Negeri Malang ini. “Yang paling dibutuhkan adalah para pejuang dan pegiat ekonomi serta hukum,” lanjutnya.

Karena itulah, perempuan kelahiran Lamongan ini mengharapkan sejumlah kebijakan yang telah dihasilkan untuk dikawal secara sungguh-sungguh. “Tanpa itu, rasanya kebijakan yang sebenarnya sudah ideal ternyata tidak dapat teraplikasi dengan baik,” ungkapnya. Termasuk kebijakan untuk menyelengarakan bazar atau pasar murah hendaknya jangan dilakukan sekedar untuk menggugurkan kewajiban. 


Redaktur    : Mukafi Niam
Kontributor: Syaifullah


Terkait