Surabaya, NU Online
Kamis (29/8) kemarin, masyarakat Jawa Timur telah melaksanakan pemilihan calon gubernur dan wakilnya. Sembari menunggu penghitungan manual, Korp Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Putri (Kopri) Jawa Timur berharap terpilih pemimpin terbaik.<>
Ketua Kopri Jawa Timur, Athik Hidayatul Ummah menandaskan bahwa pemilihan calon gubernur dan wakil gubernur Jawa Timur sebagai kesempatan bagi masyarakat untuk menentukan pemimpin terbaik. Karena itu almunus Universitas Negeri Malang ini mengharapkan agar yang terpilih adalah calon gubernur dan wakil yang dapat membawa harapan bagi Jawa Timur yang lebih diharapkan.
“Masyarakat sudah berperan aktif dengan hadir ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) terdekat untuk menyalurkan aspirasinya,” katanya saat dihubungi NU Online, Jum;at (30/8). Apalagi dari sejumlah prosesi dan prosedur pelaksanaannya, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Timur telah berhasil menjalankan peran secara lebih baik.
Meskipun sempat diterpa sejumlah kasus, Athik memandang bahwa kinerja KPU Jawa Timur sudah berjalan lebih baik. “KPU harus mandiri dan tidak memihak,” terangnya. “Karena itu, rakyat akan menunggu siapa yang akan terpilh kelak,” terang dosen IAIN Sunan Ampel Surabaya ini.
Perempuan lajang ini sangat mengapresiasi lolosnya pasangan nomor urut 4 yakni Khofifah Indar Parawansa dan Herman Surjadi Sumawiredja pada sidang DKPP beberapa waktu lalu. “Ini mengindikasikan bahwa pasangangan ini sangat ditakuti oleh sejumlah pasangan lain,” tandasnya.
Di luar itu semua, Athik sangat prihatin terhadap manuver sejumlah kalangan yang masih mempersoalkan kelayakan perempuan untuk menjadi pemimpin. “Saat ini tidak jamannya mempersoalkan kepemimpinan perempuan,” sergahnya. “Jika ada perempuan yang berkualitas, cerdas, jujur dan amanah, maka tidak ada alasan untuk tidak mendukung yang bersangkutan,” lanjutnya.
Sejumlah kampanye, baik secara terbuka maupun dialog terbatas serta debat kandidat di beberapa televisi secara live telah mampu memberikan referensi yang memadai kepada masyarakat Jawa Timur untuk menentukan pilihan calon terbaiknya.
“Saya rasa masyarakat sudah cerdas menentukan calon pemimpin mereka untuk lima tahun mendatang,” tandas perempuan yang juga sebagai dosen di Universitas Negeri Malang ini. Sejumlah kampanye dan publikasi visi misi memang diharapkan akan mampu memberikan gambaran siapa calon gubernur yang layak untuk dipilih.
Yang justru harus dikawal adalah bagaimana proses pemilihan berjalan dengan fair dan tidak terjadi kecurangan. “Kecurangan pelaksanaan pemilihan gubernur tahun 2008 lalu hendaknya tidak terulang,” tegasnya.
“Bagaimanapun juga, merebut kekuasaan itu penting demi khidmat kepada kepentingan masyarakat,” katanya. “Namun harus dilakukan dengan cara yang benar dan elegan,” lanjutnya. Terhadap hal ini, Athik mengharapkan peran serta sejumlah pihak untuk mengawasi pesta demokrasi ini sehingga tidak diciderai dengan praktik yang tidak patut.
“Masyarakat Jawa Timur dan warga NU khususnya tentu berharap pelaksanaan pemilihan kepala daerah ini akan berjalan dengan sukses dan aman,” tandasnya. “Yang juga tidak penting adalah, pasangan yang terpilih akan mampu merealisasikan janji yang telah disampaikan pada sejumlah kampanye beberapa waktu yang lalu,” lanjutnya.
Bagaimanapun juga, proses pemilihan kepala daerah telah dilaksanakan. “Semoga yang terpilih adalah gubernur dan wakil terbaik demi kemakmuran masyarakat Jawa Timur,” pungkasnya. (Syaifullah/Anam)