Jember, NU Online
Banyak orang mengaku cinta kepada ulama tapi prilakunya menyimpang dari apa yang dipraktekkan sang ulama. Itu karena mereka tidak sungguh-sungguh mencintai ulama sehingga rasa cintanya tidak memancar dalam prilakunya sehari-hari.
Demikian diungkapkan Rais PCNU Jember, KH Muhyiddin Abdusshomad saat memberikan tausiyah dalam acara Peringatan Haul Syaikh Muhammad bin Yusuf di mushalla Raudlatul Khair, Kelurahan Tegalgede, Kecamatan Sumbersari, Jember, Ahad (15/4) malam.
Menurutnya, mencintai Nabi Muhamamd, ulama dan sebagainya tidak sekedar di lisan tapi diikuti dengan perbuatan yang biasa dilakukan oleh yang dicintai.
“Kalau mencitai ulama si A misalnya, jangan hanya membaca amalannya, tapi juga shalatnya, tahajudnya dan Dhuhanya juga ditiru. Baru itu namanya benar-benar cinta,” jelasnya.
Kiai Muhyiddin menambahkan, orang yang mencintai Nabi Muhamamd dengan sungguh-sungguh, maka hidupnya senantiasa mendapat ridlo dan kenikmatan dari Allah SWT, sehingga hidupnya tenteram walaupun tidak kaya. Ia lalu bercerita tentang tamu yang kerap mengunjungi rumahnya di kompleks Pondok Pesantren Nurul Islam, Antirogo, Jember.
Salah satunya adalah pejabat negara yang kaya raya.
“Saya kira dia dengan kekayaan dan kekuasannya, dia bahagia hidupnya, tapi ternyata tidak. Ia punya banyak masalah, bahkan hingga tak mampu ditangani sendiri. Itu artinya, betapapun kayanya manusia belum tentu dia bahagia. Tapi yang pasti yang membawa kebahagiaan adalah ridlo Allah SWT,” jelasnya tanpa membeber identitas pejabat tersebut. (Aryudi Abdul Razaq/Muiz)