Daerah

Kiai Ishom Kembali Pimpin NU Sumenep

Kamis, 21 Juli 2005 | 06:35 WIB

Sumenep, NU Online
Salah satu pengasuh PP An Nuqoyah Guluk-Guluk, KH Ishomuddin AS, akhirnya kembali memegang tampuk pimpinan tertinggi PC NU Sumenep. Ini setelah yang bersangkutan terpilih sebagai ketua rois syuriah setelah mendapat dukungan terbanyak pada Konferensi Cabang (Konfercab) NU yang berakhir Senin dini hari (18/7).

Jauh hari dan sebelum pemilihan rois syuriah, saudara kandung Ketua Rois Syuriah DPC PKB KH A Basyir AS ini sudah dengan tegas menyatakan diberbagai tempat dan media bahwa tidak bersedia lagi menjabat rois syuriah. Namun dia terpaksa menerima keinginan sebagian besar muktamirin.

<>

Dalam pemungutan suara rois syuriah, ada delapan kandidat yang muncul memperebutkan 280 suara dari ranting, MWC, dan cabang. Namun, dalam pemilihan itu, Kiai Ishom-demikian biasa dipanggil, berhasil mendapat dukungan terbanyak dengan 173 suara.

Sedang di urutan kedua, KH Taufikurrahman dengan 34 suara. Kemudian KH Said Abdullah dengan 33 suara, dan KH Abdullah Kholil dengan 32 suara. Sedang calon lainnya seperti KH Syafraji hanya mendapat 2 suara. Kemudian KH Taifur Ali Wafa 3 suara, dua calon lainnya hanya mendapatkan 1 suara.

Menariknya, cabup Partai Golkar Madjid Tawil juga muncul dalam bursa itu dengan hanya mendapat satu suara.

Namun proses penentuan rois syuriah terpilih berlangsung cukup lama dan sempat diwarnai perdebatan. Bahkan pemilihan sempat di skorsing selama kurang lebih dua jam. Sebab, calon terpilih sebelumnya menyatakan tidak bersedia menjabat kembali. Tetapi muktamirin lainnya yakin Kiai Ishom masih bersedia.

Sekitar pukul 00.30 WIB pimpinan sidang menskorsing acara untuk meminta pernyataan kesediaan dari Kiai Ishom secara langsung. Tetapi, beberapa kali panitia maupun pimpinan sidang kesulitan menghubungi telepon rumah Kiai Ishom. Baru sekitar pukul 02.20 WIB, panitia berhasil menghubungi via telepon.

Dalam perbincangan antara Ibnu Ansori dengan Kiai Ishom yang diperjelas dengan mikrofon, Kiai Ishom tetap menyatakan tidak bersedia menjabat sebagai rois syuriah. Alasannya, karena dia merasa sudah tidak layak lagi menjabat dengan umur yang sudah lanjut. Jika dipaksakan, dia khawatir tidak dapat mengemban amanat yang telah diberikan kepada dirinya.

Kemudian, pimpinan sidang langsung menyiapkan pelaksanaan pemilihan kembali. Namun, saat 30 muktamirin sudah menyuarakan hak pilihnya, tiba-tiba ketua PCNU demisioner KH Ilyasi Siradj membawa kabar baru. Diberitakan, bahwa Kiai Ishom sudah menyatakan kesediannya.

Sebelumnya, KH Ilyasi Siradj memang terus mencoba menghubungi Kiai Ishom via telepon untuk meminta agar bersedia menjabat kembali sebagai rois syuriah. Bahkan, dia memberikan garansi kepada Kiai Ishom bahwa tugas keseharian di rois syuriah akan dibantu oleh semua pengurus.

Pernyataan itu langsung diiyakan oleh KH Taufiqurrahman. Malah dia secara pribadi langsung menyatakan dalam kesempatan itu untuk mundur dari pencalonan di tanfidz dan siap membantu Kiai Ishom di posisi wakil ketua rois syuriah.

"Saya ingin mem-back up Kiai Ishom dalam menjalankan tugasnya. Karena beliu meminta siapa yang kira-kira bisa membantu mendampingi tugas kesehariannya," ujarnya kepada koran ini usai acara itu.

Sebab, lanjutnya, tugas di rois syuriah dengan aturan yang baru hasil muktamar NU di Donohudan Boyolali, memang cukup berat. "Saya akan all out mewakili beliau, manakala beliu udzur (berhalangan, Red.)," tegas mantan anggota DPRD Jawa Timur ini.

Rupaya keinginan tersebut direstui Kiai Ishom dan dia bersedia menjabat kembali menjadi rois syuriah. Akhirnya, pimpinan sidang memutuskan Kiai Ishom sebagai rois syuriah.

Tetapi, keputusan itu sempat mengundang protes dari salah satu muktamirin. Alasannya, karena sebelumnya Kiai Ishom sudah menyatakan tidak bersedia dan pemilihan ulang sudah dilakukan. Protes itu tidak berjalan lama, karena sebagian besar muktamirin secara aklamasi menyetujui Kiai Ishom dinobatkan kembali sebagai pimpinan tertinggi di NU. Baru kemudian pada pukul 03.12 WIB, dilakukan pemilihan tanfidz.

Pemilihan kali ini pun berlangsung cukup lama dan baru selesai sekitar pukul 06.00 WIB. Karena pemilihan kali ini berlangsung dalam dua putaran, jumlah pemilih untuk tanfidz berbeda dengan rois syuriah. Ini, karena ada sebagian peserta yang pulang, sehingga jumlah pemilih hanya 272 pemilih.

Di putaran pertama, muncul beberapa nama. Di antaranya, KH Abdullah Kholil, KH Syafraji, KH Rahem Usymuni, KH Taufiqurrahman, KH Abuya Busyro Karim, KH Kholil Imam, dan Amin Rais.

Namun, di putaran ini hanya dua nama yang mengantongi jumlah terbesar dan memenuhi persyara


Terkait