Jember, NU Online
Di tengah merebaknya ancaman perpecahan berlatar belakang SARA, Kemenag Kabupaten Jember menggelar Jalan-Jalan Santai (JJS) Kerukunan Umat. Sesuai dengan namanya, JJS tersebut diikuti oleh perwakilan berbagai agama dan kepercayaan yang ada di Indonesia, seperti Islam, Hindu, Budha, Katholik, Konghucu dan sebagainya.
JJS yang diikuti tak kurang dari 10.000 orang tersebut, start di halaman Kantor Kemenag yang baru, di Jl. Wahid Hasyim. Mereka lalu menyusuri jalan pinggiran kota dan akhirnya finish di tempat start. Tampak sejumlah tokoh lintas agama berada di barisan depan, diikuti oleh peserta lain dari beragam pemeluk agama.
Dalam sambutannya sebelum melepas JJS, Kepala Kemenag Kabupaten Jember, H. Fahrurrozi menekankan pentingnya selalu dijalin dan dijaga kerukunan dan kebersamaan, baik umat sesama agama, lebih-lebih antar umat lain agama. Peredaan yang ada, katanya, adalah merupakan kekayaan bangsa Indonesia yang harus dijadikan perekat untuk membangun indonesia yang lebih baik.
“Marilah kita jaga kerukunan di antara kita semua. Sebab hanya dengan kerukunan kita bisa menjalani hidup ini dengan tenang dan damai,” ujarnya.
Sementara itu, salah seorang tokoh Agama Islam, H. Muhammad Muslim menegaskan bahwa kerukunan antarpemeluk agama merupakan faktor penting bagi kemajuan bangsa Indonesia. Ia mengaku bersyukur sejauh ini toleransi antar umat beragama di Indonesia cukup tinggi, sehingga suasana tetap kondusif. Jika rasa toleransi hilang, maka Indonesia dipastikan hanya tinggal nama.
“Islam yang di Indonesia merupakan mayoritas, wajib melindungi yang minoritas. Yang minoritas wajib menghormati yang mayoritas. Muslim Indonesia selama ini telah telah menunjukkan toleransinya yang tinggi, melindungi dan mengayomi umat minoritas,” ucapnya. (aryudi a. razaq/abdullah alawi)