Semarang, NU Online
Rais Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah KH Ubaidullah Shodaqoh telah terpilih pada Konferwil XV. Dirinya menyatakan bahwa kepengurusan kali ini lebih gampang dibandingkan dengan sebelumnya. Sistem pemilihan yang baru menggunakan mekanisme Ahlul Halli Wal Aqdi (Ahwa) membuat perbedaan tidak terasa dibandingkan pemilihan langsung.
"Beban saya lebih ringan karena yang pertama kali dipilih langsung oleh rais syuriyah cabang-cabang. Sekarang ini saya ditugasi, tapi secara maknawi diamanati Ahwa untuk mengontrol, memandu dan mengarahkan tanfidziyah," ungkapGus Ubed, sapaan akrabnya.
Hal ini sesuai dengan Anggaran Rumah Tangga NU bab IV tentang pemilihan dan penetapan pengurus pasal 41. Ini merupakan keputusan Muktamar Jombang (2015) untuk tetap mengedepankan model kepemimpinan berbasis akhlak dan uswah atau keteladanan. “Sistem ini menciptakan model regenerasi pemimpin yang jernih dan matang demi menjaga eksistensi NU di masa mendatang,” ungkapnya.
Mbah Ubaid melanjutkan, bahwa selama masa khidmah sebelumnya banyak lembaga yang sudah bagus dan harus diteruskan dalam mengemban kebaikan. “Kepengurusan kemarin akan diubah, tetapi jelas organisasi tak bisa memutus sejarah,” ungkapnya.
Dalam pandangannya, sejumlah orang terdahulu harus tetap bersedia dan membantu sepanjang kepengurusan NU Jateng ke depan. “Kami ingin semua bersinergi dan menguatkan networking dalam berkhidmah di NU. Selain itu, kami tak ingin tali kepengurusan yang sudah terjalin renggang begitu saja,” harapnya.
Ketua PWNU terpilih KH M Muzamil meminta dukungan nahdliyin untuk menyukseskan seluruh hasil keputusan Konferwil XV. Instruktur Pendidikan Kader Penggerak Nahdlatul Ulama (PKPNU) ini menegaskan bahwa kepengurusan dalam masa khidmah 2018-2023 merupakan mandataris untuk menjalankan hasil-hasil keputusan Konferwil XV.
Tahapan setelah konferwil, dirinya sedang mengomunikasikan berbagai elemen dan komponen untuk mengisi jajaran kepengurusan. “Kriteria kepengurusan telah jelas sebagaimana termaktub dalam AD/ART NU, rekomendasi hasil Munas dan Konbes NU dan tentu sesuai dengan skala prioritas program ke depan,” kata pria yang pernah mengajar di Universitas Sains Al-Qur'an (UNSIQ) Wonosobo tersebut.
Terkait dengan target secara umum bisa dipetakan melalui tahapan tahun pertama, kedua, ketiga hingga kelima. “Kami berharap lembaga dan Banom serta struktur NU hingga cabang berjalan dengan baik agar seluruh nahdliyin bisa dijangkau," papar ketua PKC PMII periode 1995-1997 ini.
“Soal pelantikan kepengurusan secepatnya akan berkomunikasi dengan PBNU dan juga berbagai komponen yang lain,” pungkas Pak Zamil. (Mukhamad Zulfa/Ibnu Nawawi)