Brebes, NU Online
Pengasuh pondok pesantren Assalafiyah Luwungragi Bulakamba Brebes KH Subekhan Makmun menilai, keimanan tidak akan sempurna kalau tidak ada keamanan. Sehingga perlu ada jaminan keamanan dari negara ditengah kehidupan beragama.
“Teror dan anarkisme wajib dihilangkan oleh negara dalam hal ini pihak keamanan, untuk menyempurnakan ibadah kita,” terang KH Subekhan Makmun saat menyampaikan mauidlotul khasanah pada Istighotsah 65 tahun Polri di markas polres Brebes Senin malam (27/6).
<>
Paham jihad yang keliru, kata Kiai Subekhan, hanya melahirkan teror dan anarkisme. Padahal jihad yang sesungguhnya untuk menarik hidayah. Bukan perang yang kalah jadi abu yang menang jadi arang. “Tujuan jihad, untuk mendapatkan hidayah maka yang diperlukan adalah dengan pengungkapan dalil-dalil lewat pengajian, tanpa perang,” ujar Kiai.
Jihad sebagai fardlu kifayah, kata Kiai Subekhan, dijalankan untuk menolak sesuatu yang angkara murka sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Pejabat dengan penerapan peraturan yang diundangkan, seperti polisi dengan menegakan kebenaran dan menolak bahaya lewat jalur keamanan yang manusiawi. Sedangkan ulama menyampaikan amar maruf nahi mungkar. Bukan dengan berdandanan Islami tetapi menebarkan kebencian.
“Teriakan Allahu Akbar, bukan untuk merobohkan pagar gedung Dewan,” tandas Kiai.
Sebagai warga masyarakat, cukuplah berjihad untuk kelurganya masing masing dengan memenuhi kebutuhan diri dalam keluarga sebagai bekal ibadah.
Yang perlu dijihadkan bagi orang perorang, adalah mendapatkan pakaian demi kesopanan, mendapatkan makanan untuk pertahanan hidup dan perumahan guna melindungi keluarga dari bahaya yang mengancam diluar rumah. Dan yang menjadi jihad lain yakni keamanan yang wajib dilakukan oleh pihak keamanan agar Indonesia aman.
Indonesia sebagai negara makmur dengan kekayaan yang berlimpah ruah, oleh Kiai Subekhan diibaratkan sebagai makanan favorit yang disukai semua orang. Sehingga siapapun berbondong-bondong ingin merebutnya, baik oleh orang indonesia sendiri maupun orang asing.
“Jalan terbaik, dengan bersatu padu untuk menjaga Indonesia sebagai bentuk jihad yang nyata,” pungkasnya.
Istighotsah yang digelar halaman Mapolres Brebes itu diikuti ribuan masyarakat Brebes beserta keluarga Besar Polri dan Bupati Brebes H Agung Widiyantoro. Istighosah dipimpin oleh sembilan ulama Kabupaten Brebes. Antara lain ulama kharismatis Brebes KH Subekhan Makmun, KH Labib Sodiq, KH Rosyidi, KH Jumhur, KH Said Basalamah.
Kapolres Brebes Kif Aminanto mengajak warga masyarakat untuk menyadari diri pentingnya keamanan. Termasuk bersama-sama menjaga keamanan dilingkungannya masing-masing dengan sesegera mungkin melaporkan keadaan kepada pihak keamanan bila ditengarai ada hal-hal ganjil disekitarnya.
“Kami sangat membutuhkan kerja sama dengan semua pihak agar kami bisa melaksanakan tugas keamanan dengan sebaik-baiknya,” pintanya.
Redaktur : Mukafi Niam
Kontributor: Wasdiun