Daerah

Kawasan Ampel Dipadati Warga Jatim dan KTI

Rabu, 12 September 2007 | 10:28 WIB

Surabaya, NU Online
Kawasan masjid dan makam Sunan Ampel di Surabaya yang dikenal sebagai salah satu obyek wisata reliji, dalam dua pekan terakhir menjelang bulan Ramadhan ini dipadati warga dari berbagai daerah di Jatim dan bahkan Kawasan Timur Indonesia (KTI).

Pada hari Rabu ini, kawasan Ampel yang banyak dihuni WNI keturunan Arab itu, dipadati ribuan warga masyarakat yang tidak hanya berjiarah ke makam, tapi juga membeli berbagai keperluan  menghadapi bulan puasa.

<>

Akibatnya arus lalu lintas (lalin) menjadi padat serta cenderung semerawut di lokasi sekitar makam salah seorang Wali Songo, penyebar Agama Islam di ranah Jawa itu.

Kesemerawutan lalin terjadi, selain akibat dijejali ratusan kendaraan bermotor dan ribuan warga, juga sikap pengemudi becak yang "seenaknya" dengan mengambil jalur berlawanan arah, termasuk angkutan umum yang berhenti (ngetem) tanpa mengidahkan rambu-rambu lalin.

Ampel yang merupakan kawasan pemukiman dan perdagangan sejak lama di Kota Pahlawan itu, menjadi tujuan utama kaum muslim menjelang bulan Ramadhan ini. Pasalnya, di kawasan Ampel selain menyediakan beragam keperluan ibadah bagi umat muslim, juga beragam makanan khas tersedia sangat lengkap.

Kacang Arab dan kurma, merupakan makanan favorit umat muslim yang mudah didapat di Ampel. Beraneka ragam ukuran serta harga maupun asal kurma yang umumnya diimpor dari negara di kawasan Timteng hingga AS itu tersedia cukup lengkap.

"Sejak dua pekan terakhir ini kami kewalahan menerima pembelian maupun ’order’ (pesanan) kurma dan kacang Arab, tidak hanya dari warga Jatim sekitarnya saja, tetapi berbagai daerah di timur (KTI) datang langsung maupun pesan melalui telepon," kata Yasir Salim, pengelola Lawang Agung, pusat grosir buah kurma serta oleh-oleh Haji/Umroh untuk Jatim dan KTI.

Jenis kurma yang tersedia beragam, mulai yang seharga Rp10 ribu yaitu jenis Dafra dari Emirat Arab hingga termahal Rp250 ribu per-kg, yaitu kurma Ajwa yang pupuler dengan sebutan "Kurma Rosul". Sementara kurma impor dari AS, yaitu kurma California yang buahnya besar dengan rasa "pulen" dijual Rp125 ribu per-kg, atau Rp5.000 per biji.

Sementara untuk kacang Arab rata-rata dipatok harga Rp28 ribu per-kg dan kacang asal AS jenis Pitacio Rp70 ribu per-kg. Selain itu, masyarakat juga banyak yang memesan air zamzam asli dari Arab Saudi yang sudah dikemas botol plastik (kemasan air mineral) untuk setengah liter Rp13 ribu dan satu liter Rp23 ribu.

"Sebenarnya kemasan air zamzam yang diimpor dari Arab Saudi itu dalam kemasan jerigen isi 10 liter yang harganya Rp160 ribu, namun tidak semua orang memerlukan jumlah banyak, makanya kita kemas dalam botol ukuran setengah sampai satu liter," kata Yasir. 

Yasir menjelaskan, warga KTI yang datang ke tokonya jelang bulan puasa ini justru banyak yang melakukan pemesanan berbagai keperluan puasa langsung dalam jumlah puluhan hingga ratusan kilogram, baik kurma maupun kacang Arab, dengan membayar kontan dan pengirimannya melalui "exspedisi" darat, laut hingga udara.

Ika salah seorang penjual kurma lainnya menuturkan, kurma paling laku --populer-- dan sangat digemari masyarakat adalah jenis kurma dari Mesir yang harganya Rp14 ribu per-kg. Kurma Mesir ini berwarna coklat tua berukuran sedang dengan rasa tidak terlalui manis, kontur buahnya sedikit kering (tidak terlalu basah).

"Kalau beli dalam jumlah banyak, kurma Mesir ini kami jual satu dus isi 10 kilogram 125 ribu rupiah. Kalau beli eceran ya 14 ribu rupiah setiap kilonya," katanya menambahkan. (ant/eko)


Terkait