Pamekasan, NU Online
KH Moh Jufri sudah tiada. Pengasuh Pesantren Beringin Anom, Pamoroh, Kadur, Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur itu wafat dengan tenang pada Ahad (26/8) siang.
Meninggalnya Mustasyar PCNU Pamekasan pun tersebar cepat. Ribuan nahdliyin mengucapkan duka mendalam. Mereka datang menyemut guna menshalati dan mendoakan almarhum Kiai Jufri yang lahir 78 tahun silam.
Cerita mengharukan jelang kewafatan Kiai Jufri, secara detail disampaikan oleh Ketua PCNU Pamekasan, KH Taufik Hasyim. Kiai Taufik dapat sanad informasi dari Kiai Sa'odi.
Sekitar sebulan yang lalu, Kiai Taufik dapat pesan singkat dari Kiai Sa'odi, bahwa Kiai Jufri tidak bisa hadir ke acara NU. Kesehatannya menurun drastis. Enam hari sebelum wafat, Kiai Taufik kembali dapat info Kiai Jufri menanyakan tentang NU.
Kemudian pagi hari jelang wafat, sekitar pukul 07.00, Kiai Sa'odi mengirim pesan singkat kembali menyampaikan bahwa Kiai Jufri menanyakan NU lagi, dan terus menerus menanyakan NU. Bahkan kata Kia Sa'odi, Kiai Jufri berkata bahwa NU sepertinya akan menghadapi cobaan.
"Saya jawab, jika memungkinkan, saya akan sowan. Kemudian Kiai Sa'odi menjawab akan matur dulu kepada abahnya. Belum dijawab, saya dapat kabar bahwa Kiai Jufri sudah wafat," kenang Kiai Taufik tanpa mampu menutupi raut wajah kesedihan.
Menurut Kiai Taufik, Kiai Jufri aktif dan semangat di NU. Meskipun sudah sangat sepuh, tetap hadir di tiap acara-acara NU.
"Beliau tawadlu', meskipun sudah sepuh dan sering memimpin doa, terkadang beliau tidak berkenan jika diminta memimpin doa dalam tiap acara-acara NU. Secara nasab, beliu kakek saya, karena beliau kakak tertua dari nenek saya (almarhumah Nya Hj Jami'ah)," tukas Kiai Taufik.
Saat dikebumikan, turut hadir KH Mudassir Badruddin selaku Mustasyar PCNU Pamekasan, KH Afifuddin Toha yang merupakan Rois Syuriah PCNU Pamekasan, KH Taufik Hasyim, dan beberapa kiai serta ketua DPRD Pamekasan, Halili Yasin. (Hairul Anam/Fathoni)