Ketua PC GP Ansor Way Kanan, Lampung Gatot Arifianto, di Blambangan Umpu, Ahad (18/12), mengajak pemuda setempat tidak takut memberi kritik terhadap pemimpin atau pemerintah yang salah. Namun demikian, ia meminta ketika memberikan kritik jangan lupa pula memberikan solusi dan jangan jadikan pemimpin sebagaimana es krim.
Berdiskusi dengan peserta kemah bhakti Pemuda Peduli Lingkungan dan Alam (Pemula) setempat, penggiat Gusdurian Lampung tersebut, meminta peserta terdiri dari sejumlah pelajar dari SMA sederajat di daerah itu untuk menceritakan pengalaman masing-masing mengenai es krim. Sebagian peserta mengungkapkan masalah rasa, harga, proses dari cair menjadi beku hingga setelah selesai dinikmati.
"Setelah selesai pegangannya biasa di buang ketempat sampah. Saat jadi pemimpin dihormati, saat tidak lagi menjadi pemimpin tidak dipedulikan lagi," ujar Pina, peserta dari SMAN 1 Blambangan Umpu.
Mengapresiasi jawaban itu, Gatot meminta peserta memberi tepuk tangan. "Ada gambaran ya antara pemimpin dan es krim? Kalau salah beri kritik dan juga solusi. Jadilah individu yang baik, jadilah rakyat yang baik yang tidak gemar menjilat pemimpinnya," kata Gatot lagi.
Motivator Peta Potensi di De Most itu kemudian mengajak peserta kemah bhakti menjadi "pemberontak kreatif". Jika tidak setuju atau tidak suka, kata Gatot melanjutkan, jangan memukul.
"Tapi lawan dengan sesuatu yang positif. Saya mendampingi pelajar SMA selama dua tahun. Banyak yang pintar, tapi tidak percaya diri. Kenapa? Saya curiga karena dari kecil kita biasa menerima hal negatif disampaikan orang tua kita. Naik jendela sedikit ditakut-takuti jatuh. Hal itu akhirnya mengakar di alam bawah sadar, mau melakukan sesuatu takut, mau begini takut, mau begitu takut. Jadi hal yang negatif harus dilawan dengan positif dan kreatif," ujar Gatot lagi.
Ia meyakinkan peserta mampu melakukan hal tersebut. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan jawaban-jawaban peserta saat mengikuti materi kepemimpinan yang ia sampaikan.
"Siapa yang mengajari jawaban mengenai pemimpin dan es krim tadi? Tidak ada. Itu terjadi karena sahabat-sahabat mau berpikir. Saya hanya memancing dan meyakinkan bahwa sahabat-sahabat adalah orang-orang hebat," pungkasnya. (Syuhud Tsaqafi/Abdullah Alawi)