Surabaya, NU Online
Sabtu, 16 Juni 2012, adalah momen yang bersejarah bagi Pimpinan Komisariat Perguruan Tinggi IPNU IPPNU IAIN Sunan Ampel Surabaya, tepat pukul 09.00 WIB acara Rapat Anggota Tahunan (RAT) IPNU X & Konferensi IPPNU X secara resmi dibuka oleh H Suis Qoim Abdullah, pembina IPNU IPPNU IAIN Sunan Ampel.
<>
Acara yang berlangsung di aula gedung Museum NU tersebut diikuti puluhan peserta sidang yang terdiri dari pengurus dan anggota. Syamsul Badri Islamy, ketua IPNU IAIN, berpesan kepada seluruh calon-calon pengurus agar tetap istiqomah dalam berjuang mempertahankan panji-panji Aswaja di kampus IAIN Sunan Ampel Surabaya,
“IAIN adalah pertahanan kita, sudah banyak kampus-kampus di Surabaya yang dimasuki kelompok-kelompok radikal-liberalis, oleh karena itu IPNU IPPNU ke depan harus lebih progresif dalam mengcounter paham-paham tersebut,” ungkapnya diawal acara.
Dalam rapat anggota tersebut dibahas pula strategi-strategi pengembangan organisasi, penertiban sistem administrasi dan juga perbaikan pola kaderisasi yang benar-benar disesuaikan dengan segmentasi kemahasiswaannya.
Salah satu topik yang cukup disoroti dalam RAT & Konferensi tersebut adalah usulan kepada PC IPNU dan IPPNU Kota Surabaya agar dapat mengakomodir dan memobilisasi pendirian PK PTPK PT IPNU IPPNU di seluruh kampus di Kota Surabaya. Karena sejauh ini, keberadaan PK PT hanya terdapat di IAIN Sunan Ampel dan juga di Universitas Negeri Surabaya saja.
Seiring berjalannya waktu, tepat pukul 15.20 agenda pemilihan ketua IPNU IPPNU IAIN Sunan Ampel pun dimulai. Hadir menjadi pimpinan sidang, Faris dari PC IPNU Surabaya dan Mala dari PC IPPNU-nya. Pertama, tahap pencalonan. Muncul beberapa nama yang pada tahap pemilihan hanya menyisakan empat balon (bakal calon) dari IPNU, yaitu: Muhammad, Thoha Aufaddin Zaka, Sutamaji, dan Afwan Romdloni.
Sementara ada tiga dari pihak IPPNU, yaitu: Ifty, Isna, dan Nayla. Dan setelah melalui persaingan yang cukup ketat pada tahap pemilihan, akhirnya terpilihlah Afwan Romdloni dari Ponorogo dan Mariatin Iftiyah dari Gresik menjadi ketua IPNU dan IPPNU IAIN Sunan Ampel Surabaya masa khidmat 2012-2013.
RAT & Konferensi yang kali ini dibarengkan dengan peringatan Harlah NU ke-89 menghadirkan Rijal Mumazziq Zionis sebagai pembicara. Refleksi dimulai ba’da maghrib yang menceritakan banyak tentang perjalanan panjang NU mulai dari pra-berdiri, waktu berdiri, dan pasca-berdiri. Dari 1926-2012. Diceritakan pula bagaimana perjuangan para ulama dulu ketika zaman penjajahan, zaman orde baru, zaman reformasi dan seterusnya.
Hal tersebut tentunya agar semuanya, khususnya para calon pengurus IPNU-IPPNU IAIN Sunan Ampel dapat menauladani perjuangan para sesepuh. Cak Rijal juga berpesan kepada rekan Afwan dan rekanita Ifty, sebagai ketua terpilih agar lebih inovatif dalam membuat program.
“Agar supaya kita bisa berkembang, maka carilah musuh! Yang nantinya bisa dijadikan tolok ukur sejauh mana pencapaian visi dan misi organisasi.” Wasiatnya sebelum acara berakhir.
“Sekali lagi, saya ucapkan selamat kepada rekan Afwan dan rekanita Ifty. Selamat belajar, berjuang, bertaqwa…!!” pungkasnya, dan diakhiri dengan salam. Dan semoga melalui refleksi Harlah NU ke-89 ini, spirit perjuangan IPNU IPPNU bisa semakin tersemai dan menjadi embrio kebangkitan Ulama’ di masa yang akan datang. Amin ya Rabbal ‘alamin.
Redaktur: Mukafi Niam