Dalam Al-Quran Surat Hud ayat 61 terungkap sebuah fragmen sejarah di mana Nabi Saleh AS berdialog dengan kaumnya, yang dikenal dengan Bangsa Tsamud, untuk beriman dengan menyembah kepada Allah SWT.
Dialog tersebut, menurut Wakil Rais Syuriyah PWNU Jawa Tengah KH M Dian Nafi', juga menyiratkan sebuah pelajaran tentang fase peradaban.
"Fase pertama, yakni tentang bagaimana membangun persaudaraan antara Nabi Saleh dan Kaum Tsamud. Baru, kemudian terdapat perintah sembahlah Allah!" terang Kiai Dian, pada acara diskusi yang diselenggarakan Lembaga Al-Hijrah Surakarta, Senin (29/1).
Hal tersebut, lanjut Kiai Dian, sama dengan proses pembentukan NKRI di mana para pendiri bangsa ini untuk pertama kali menyepakati terbentuknya sebuah Negara Indonesia, kemudian disepakati pada sila pertama tentang Ketuhanan Yang Maha Esa.
"Ayat ini saya yakin diperhatikan oleh para pendiri bangsa ini yang di antara mereka juga para ulama hebat," kata dia.
Sedangkan fase ketiga, lanjut pengasuh Pesantren Al-Muayyad Windan itu, yakni gerakan kemakmuran.
Selain Kiai Dian, diskusi yang mengangkat tema Memupuk Rasa Cinta Tanah Air dan Wawasan Kebangsaan ini menghadirkan narasumber lain yaitu Dosen IAIN Surakarta KH Sulhani Hermawan.
Kiai Sulhani menegaskan tentang pentingnya mencintai dan memiliki tanah air. "Nabi Muhammad pun sangat mencintai tanah airnya Kota Mekkah, begitu pula para sahabat. Setelah masuk Islam, mereka tidak menghilangkan kebangsaan mereka, seperti halnya Salman Al-Farisi," kata Kiai Sulhani, Katib Syuriyah PCNU Sukoharjo itu. (Ajie Najmuddin/Alhafiz K)