Daerah

Industri Kreatif Potensi Besar Kembangkan Ekonomi

Ahad, 7 Mei 2017 | 01:35 WIB

Jakarta, NU Online
Deputi Akses Permodalan Badan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia Fadjar Hutomo mengungkapkan berbagai cara kreatif dapat dilakukan untuk mengenalkan produk-produk atau potensi ekonomi lainnya kepada publik, salah satunya melalui tayangan film.

Hal itu disampaikannya dalam Musyawarah Kerja Nasional Himpunan Pengusaha Nahdliyin (HPN) di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Sabtu (6/5).

“Contohnya negara Korea mengenalkan mulai dari alam dan makanannya melalui tayangan film dan serial televisi, sehingga banyak kunjungan wisata ke Korea atau menyukai makanan khas dari negara tersebut,” kata Fadjar.

Di Indonesia, pengenalan wisata dilakukan diantaranya melalui film Laskar Pelangi sehingga banyak orang yang penasaran dan akhirnya berkunjung ke lokasi shoting film tersebut.

“Demikian juga dengan beberapa film yang mengenalkan wisata Gunung Bromo,” tambah Fadjar.

Peningkatan ekonomi melalui tayangan film menjadi salah satu strategi di antara sejumlah strategi atau bidang kreatif yang dapat terus ditingkatan. Strategi lainnya adalah aplikasi permainan digital, arsitektur, desain interior, desain komunikasi visual, pakaian, program radio dan televisi, fotografi, kuliner, musik, penerbitan, iklan, pertunjukan seni, seni rupa.

Fadjar menyebut, Indonesia kekurangan sumber daya manusia atau tenaga kreatif untuk meningkatkan potensi ekonomi, padahal peluangnya masih sangat terbuka lebar. Di satu sisi Fadjar menemukan warga negara lain yang memiliki desain pengembangan ekonomi kreatif di Indonesia.

“Saya pernah ketemu warga negara Singapura yang cerita ada temuannya yang akan diaplikasikan di Indonesia. Jangan sampai peluang-peluang itu direbut warga negara asing, sementara warga negara Indonesia kurang aktif,” harap Fadjar.

Termasuk dalam hal itu adalah bisnis online yang dikhawatirkan hanya menjual produk-produk negara asing.

“Situs belanja online memang semakin dikenal masyarakat. Peluang ini juga jangan sampai justru dari UKM kita tidak siap. Juga saat pembelian barang yang dikirimkan berbeda dengan yang dipajang di toko online, atau saat dihubungi customer service-nya tidak menjawab,” kata Fadjar. (Kendi Setiawan/Mahbib)


Terkait