Pacitan, NU Online
Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Santri Indonesia atau HIPSI menggelar pendidikan dan latihan (Diklat) Wirausaha Pesantren di Aula Rusunawa Perguruan Islam Pondok Tremas Pacitan Jawa Timur pada Senin (12/1) siang.
<>
KH Luqman Harist Dimyati dalam sambutanya merasa bangga dengan adanya diklat untuk pertama kalinya ini. Ia berharap kegiatan tersebut dapat membawa angin segar bagi kebangkitan ekonomi pesantren.
"Pondok pesantren harus kaya, harus mandiri, agar tidak mengharapkan bantuan dari luar atau mengajukan proposal kepada pemerintah," ungkap kyai muda yang tercatat sebagai wakil ketua PWNU Jawa Timur ini.
Ia berharap setelah adanya Diklat wirausaha ini akan muncul ide baru dan kegiatan lain yang mendorong pesantren untuk aktif mengembangkan program ekonomi yang berbasis pesantren.
Sementara itu Ketua Umum HIPSI KH Muhammad Ghozali memaparkan visi dan misi organisasi yang dipimpinya. HIPSI, menurut dia, adalah wadah pengembangan pendidikan wirausaha santri dan alumni yang mandiri, mensinergikan kekuatan ekonomi santri Indonesia, menjadi katalisator peningkatan kesejahteraan umat.
“Target kita mencetak 1 juta santri pengusaha pada tahun 2022,” kata Kiai Ghozali. Melalui HIPSI, kata dia, para santri akan dididik dan dilatih beberapa keahlian diantaranya usaha agro, IT, internet marketing, kuliner, dll.
Diklat diisi beberapa pemateri diantaranya Sulaiman, pengusaha kertas bekas dari Jombang. Mahrus Sokihin, tokoh lingkungan peraih penghargaan Kalpataru dari Pasuruan. Eko, pengusaha singkong dari Temanggung. Dan Arifin pengusaha muda dari Surabaya.
Diklat digelar atas kerja sama Robithah Ma'ahid Islamiyah (RMI-NU) Pacitan dan Forum Komunikasi Pondok Pesantren (FKPP) Pacitan tersebut diikuti 80 Peserta. Mereka terdiri dari para kiai, santri perwakilan pondok pesantren sekabupaten dan beberapa badan otonom NU seperti GP Ansor, Fatayat,IPNU, IPPNU serta PMII. Hadir pula pimpinan bank Mandiri,bank BNI, Dinas Koperasi dan Kementerian Agama Pacitan. (Zaenal Faizin/Abdullah Alawi)