Pengasuh Pesantren Darul Falah Jekulo Kudus KH Ahmad Badawi Basyir mengingatkan kepada Nahdliyyin untuk mawas diri terhadap aliran model-model baru saat ini. Menurutnya banyak cara yang dilakukan mereka untuk menggembosi paham Aswaja ala NU.
Salah satu yang ia utarakan membenturkan para kiai dengan sejumlah fitnah dan saling dibenturkan. Jika sudah bercerai-berai, lanjut putra KH Ahmad Basyir itu, Nahdliyyin akan mudah sekali digerogoti.
Pernyataan itu Kiai Badawi sampaikan dalam Majelis Zikir dan Shalawat Rijalul Ansor PAC GP Ansor Mayong yang dilaksanakan di Pendopo kecamatan Mayong, Jumat (23/12).
Karena itu umat dan kiai harus tetap bersatu agar akidah aswaja tidak mudah goyah oleh paham yang tidak genah (tidak jelas, red). “Ini juga menjadi tugasnya Ansor dan Banser untuk membentengi ideologi kita Nahdlatul Ulama,” jelasnya.
Ketua MWCNU Mayong, K. Mughis memotivasi Ansor dan Banser sebagai generasi penerus NU untuk intens mengasah diri dan terus berjuang menegakkan Aswaja ala NU.
Kesempatan itu pihaknya mengingatkan, kecamatan Mayong saat ini menjadi pusat industri. Tentu, kata dia imbasnya pelan tapi pasti bakal dirasakan terutama pergaulan bebas di lingkungan kos.
“Kita butuh kerja sama aparat dan Ansor Banser untuk Kamtibmas dan penertiban bersama dengan pendekatan persuasif,” imbaunya.
Rini Padmini, Camat Mayong menambahkan kemandirian Ansor perlu dibangun apalagi sebut Rini usia anggota Ansor adalah masa produktif. “Ayo ciptakan lapangan pekerjaan agar kita tidak menjadi budak di negeri sendiri,” imbuhnya dengan memberi semangat.
Kegiatan tersebut dilaksanakan dalam rangka peringatan Maulid Nabi Muhammad dan pelantikan bersama GP Ansor, Fatayat dan IPNU-IPPNU se-kecamatan Mayong.
Menurut Ahmad Kholas Syihab, Ketua PAC GP Ansor Mayong kesempatan itu ada 11 ranting Ansor, 2 Fatayat dan 8 IPNU-IPPNU yang dilantik.
“Kami berharap acara seperti ini bisa sering-sering dilaksanakan agar kecamatan Mayong benar-benar kondusif seinergi antara ulama dan umara,” harapnya. (Syaiful Mustaqim/Abdullah Alawi)