Daerah

Harapan Raih Seribu Bulan pada Malam Selikuran

Rabu, 29 Juni 2016 | 02:01 WIB

Solo, NU Online
Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat menggelar malam selikuran (21 Ramadhan) akhir pekan lalu. Acara diawali dengan kirab yang dimulai dari Keraton Solo menuju Masjid Agung Solo.

Usai kirab mereka membagikan 1000 tumpeng kepada warga, yang sebelumnya dibawa dalam acara kirab. Pembagian tumpeng untuk menyambut malam selikuran sudah menjadi tradisi Keraton yang digelar sejak masa kerajaan Demak, termasuk dilakukan oleh para wali. 

Wakil Pengageng Sasana Wilapa Keraton Surakarta, Kanjeng Pangeran (KP) Winarnokusumo mengatakan tradisi tersebut digelar untuk menyambut kedatangan malam lailatul qadar atau malam seribu bulan.

“Jumlah seribu tumpeng yang dikirab menggambarkan limpahan pahala setara seribu bulan bagi umat Islam yang beribadah pada malam ganjil pada sepuluh hari terakhir Ramadhan. Tumpeng berisi nasi berwarna putih menandakan kesucian seperti manusia yang baru lahir, yakni penuh kebaikan,” kata Winarno.

Ditambahkan Winarno, pada zaman dahulu Keraton mengadakan malam selikuran, dengan rute kirab dari keraton melalui Jalan Slamet Riyadi, dan berakhir di Sriwedari. Namun, karena sekarang banyak perubahan akhirnya hanya diadakan di Masjid Agung.

"Dulu dilakukan di Sriwedari pada masa pemerintahan Paku Buwono ke-IX. Karena sekarang Sriwedari sudah tidak memiliki ruh Keraton Solo. Maka malam selikuran kita lakukan di Masjid Agung," ujarnya.

Sementara itu, KRT Muhtarom menambahkan 1000 tumpeng kecil yang dibagikan kepada para jamaah dan pengunjung di Masjid Agung Surakarta juga memiliki maksud untuk memberikan penghormatan kepada para jamaah yang beri’tikaf.

“Tujuan lain untuk menghormati mereka yang hendak beri'tikaf dan berzikir serta qiyamullail untuk mengharapkan mendapat keutamaan lailatul qadar,” terang Ketua MWCNU Pasar Kliwon itu. (Ajie Najmuddin/Fathoni)


Terkait