Daerah

Hal Terpenting Setelah Membangun Masjid

Ahad, 19 Juni 2016 | 22:03 WIB

Jember, NU Online
Wakil Ketua PCNU Jember, Jawa Timur H. Misbahussalam berpendapat, membangun masjid itu lebih gampang dibandingkan dengan memakmurkannya. Sebab, membangun masjid hanya bekerja satu kali, sementara memakmurkannya butuh kerja terus-menerus. Karena itu, menurut dia, yang terpenting  adalah memikirkan dan mengupayakan agar masjid tetap "ramai" setelah selesai dibangun.

Sampai saat ini, lanjutnya, semangat masyarakat  dalam  membangun rumah ibadah baik itu masjid ataupun mushalla, masih cukup tinggi. Budaya gotong royong juga masih begitu melekat sehingga tidak heran di mana-mana berdiri masjid.

"Namun tak jarang setelah dibangun, selesai pula ramainya. Itu tidak benar. Masjid harus dimakmurkan, diramaikan dengan kegiatan ibadah dan keumatan," ujarnya usai melakukan peletakan batu pertama pembangunan masjid Sabilillah di Dusun Dampar, Desa Suren, Kecamatan Ledokombo (18/6).

Alumni Pesantren Salafiyah Syafi'iyah Asembagus, Situbondo itu berharap agar masjid tersebut kelak dikelola dengan baik dan sungguh-sungguh. Selain menjadi tempat kegiatan ibadah lima waktu, masjid juga perlu difungsikan untuk kegiatan keumatan, bahkan sosial. Dengan demikian, maka masjid tidak sepi. "Paling tidak, shalat jama'ah lima waktu bisa dijalankan," harapnya.

Harapan serupa juga disampaikan Ketua Lembaga Takmir Masjid NU Jember, H. A. Fauzi. Menurutnya, masjid yang dikelola dengan baik, tidak hanya berdampak pada melubernya jama'ah tapi secara tidak langsung juga memberi imbas pada pelebelan jatidiri masjid itu sendiri.

Sehingga, kata dia, kelompok lain yang tidak sesuai dengan ajaran Ahlussunnah wal-Jama'ah, berpikir seribu kali untuk "merebut" masjid tersebut. "Banyak sudah masjid yang vakum, atau takmirnya tidak solid, tanpa terasa diambil alih oleh  kelompok lain yang ternyata tidak seirama dengan paham Ahlussunah wal-Jama'ah," jelasnya.

Pembangunan masjid Sabilillah diinisiasi oleh masyarakat Dusun Dampar dan difasilitasi oleh Lembaga Takmir Masjid NU Jember. Untuk dana awal, salah seorang pengusaha sekaligus tokoh NU, H. Arum Sabil berkenan menyumbang Rp 10 juta. (Aryudi AR/Abdullah Alawi)


Terkait