Yogyakarta, NU Online
“Haji itu mudik ke rumah Tuhan. Seperti halnya kita mudik, di sana kita minta sangu (bekal, red.) untuk kita pulang lagi,” ungkap Muhammad Chirzin, menjelaskan inti haji pada Selasa (12/6) dalam diskusi bulanan Laboratorium Religi dan Budaya Lokal (LABeL) fakultas Ushuludin, Studi Agama dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga yang bertempat di Smart Room.<>
Muhammad, demikian dia akrab disapa, juga menjelaskan bahwa keaslian seseorang akan tampak ketika di Tanah Suci. Hal itu dapat dilihat dalam perilaku kesehariaannya juga berbagai kejadian aneh yang menimpanya di sana.
“Ada sebuah kesaksian, ada seorang jama’ah haji yang tidak bisa melihat Ka’bah. Ada juga yang ketika thawaf, ia sambil meloncat-loncat begitu. Ternyata setelah ditanya, katanya dia melihat ada banyak mayat. Padahal ya tidak ada,” tuturnya memaparkan diantara berbagai kejanggalan di Tanah Suci.
Diskusi yang mengusung tema “Berhaji Melalui SMS” ini mendiskusikan sebuah buku yang berjudul Berhaji di Era Digital: 99 SMS Berhaji karya Muhammad Chirzin. Buku tersebut berisi tentang SMS dari orang-orang ternama, seperti di antaranya KH Mustofa Bisri, KH Ali Yafie dan yang lainnya kepada penulis ketika mereka melakukan ibadah haji di Tanah Suci.
“Setiap sesuatu pasti ada positif-negatifnya ya. Begitu juga dengan membawa HP ke Tanah Suci dan ber-SMS-an ketika sa’i, thawaf, dan sebagainya. Tapi terlepas dari itu, saya masih memandang positif membawa HP saat berhaji,” jawab Muhammad terkait dengan pertanyaan soal jama’ah haji yang seringkali ber-SMS saat melakukan serangkaian ibadah haji yang dipertanyakan oleh beberapa audien.
Redaktur : Mukafi Niam
Kontributor: Nur Hasanatul Hafshaniyah