Jepara, NU Online
Memasuki 2018 yang juga sebagai tahun politik, warga NU diharapkan tidak usah ikut ribut. Beda pilihan merupakan hal wajar dan harus saling menghormati.
Hal tersebut diingatkan KH Ubaidillah Noor Umar, Rais Syuriyah PCNU Jepara pada pengajian umum dalam rangka hari lahir ke-92 NU yang diselenggarakan MWCNU Jepara. Kegiatan berlangsung di Gedung Wanita Jepara, Rabu (31/1).
“Tahun 2018 adalah tahun politik. Warga NU tenang tidak usah ikut ribut,” tandasnya kepada ribuan jamaah yang memadati acara.
Jika warga NU tenang, pemilihan umum tutur Mbah Ubaid, sapaan akrabnya akan berjalan normal. Sepanjang penilaiannya, NU Jepara belum pernah merasa “gembira” karena peralihan pejabat. Makanya warga NU tidak usah ribut.
Pengasuh Pesantren Darul Ulum Bandungharjo, Donorojo, Jepara itu malah menyampaikan pesan kepada pimpinan partai mulai tingkat kabupaten, provinsi dan pusat akan banyaknya kader NU di Jepara yang berkualitas.
“SDM kita ada dari Ansor, Banser, Fatayat dan Muslimat. Insya Allah cukup,” tutur kiai berusia 71 tahun ini. Apabila partai politik ingin mendapatkan calon anggota legislatif, di NU banyak pilihan dan sudah disiapkan lama, lanjutnya.
Hal yang sama dipaparkan Ahmad Marzuqi. Dalam paparan Bupati Jepara ini, pesta demokrasi yakni pemilihan gubernur yang akan dilaksanakan 27 Juni 2018 dan 2019 Pileg serta Pilpres mendatang warga NU harus saling menghormati.
“Beda pilihan adalah keniscayaan. Hormati hak asasi di antara kita,” tegas Marzuqi saat memberikan sambutan.
Ia juga menyindir kalangan yang hanya akan menggunakan hak pilih bila dibarengi uang. “Yak wet yak bos, tidak ada uang tidak nyoblos,” katanya.
Kegiatan yang berlangsung meriah tersebut dipungkasi dengan mauidlah hasanah oleh Katib Syuriyah PBNU, KH Mujib Qulyubi. (Syaiful Mustaqim/Ibnu Nawawi)