Hadapi Problem Perempuan, KOPRI Bandung Ngaji Kitab Tahrir Al-Mar'ah
Kamis, 25 Juni 2015 | 15:02 WIB
Bandung, NU Online
KOPRI PMII kota Bandung mengamati masalah perempuan saat ini sangat multidimensi. Mulai dari kekerasan, peminggiran, penomorduaan, pelabelan, dan beban ganda hingga menyebabkan berbagai masalah yang kompleks. Mereka juga antara lain menyoroti masalah traficking, KDRT, penganiayaan TKW, pelecehan seksual, hingga prostitusi.
<>
“Lantas kita hanya akan diam saja melihat realitas itu? Tentu tidak. Di situlah KOPRI harus berada di garda terdepan ikut serta berjuang dengan melakukan gerakan-gerakan dialektis dengan langkah-langkah yang strategis,” terang Ketua KOPRI PMII kota Bandung Nurul Bahrul Ulum saat dimintai konfirmasi NU Online, Kamis (25/6).
Nurul menuturkan, dalam menghadapi berbagai problem perempuan, KOPRI PMII kota Bandung di bulan Ramadhan ini mengadakan pengajian kitab Tahrir Al-Mar’ah karya Abdul Halim Abu Syuqqah. Pengajian ini rencananya berlangsung pada 26-28 Juni di pesantren Al-Husaeni Ciheulang, Ciparay, Bandung. Sementara nanti yang membacakan kitab atau narasumber ialah Ustadzah Nia Qolbunia, Ketua KOPRI Kota Bandung tahun 1998, yang juga pengurus di pesantren tersebut.
“Kitab Tahrir Al-Mar’ah karya Abdul Halim Abu Syuqqah ini menjadi salah satu pilihan tepat untuk dikaji. Karena di dalamnya adalah ayat-ayat Qur’an dan Hadist Shahih Bukhari Muslim yang mendukung terhadap keadilan gender. Maka, ngaji kitab ini bukan sekadar untuk memperkaya wacana, lebih daripada itu sebagai landasan perjuangan dan landasan pergerakan,” tegasnya perihal dipilihnya Kitab Tahrir Al-Mar'ah.
Mahasiswi UIN Sunan Gunung Djati itu menambahkan, tujuan memahami gender dalam tinjauan Qur’an dan Hadits, dapat diinternalisasikan dalam diri dan diwujudkan dalam sikap dan tingkah laku. “Kesadaran akan pentingnya basis pengetahuan adalah bentuk dari peningkatan kualitas intelektual kader,” ujar Nurul.
Pihaknya menargetkan peserta sekitar 15 orang kader intelektual yang fokus pada wacana Islam dan gender. Tetapi tidak menutup ruang bagi siapapun di luar anggota PMII yang berminat memperdalam kajian keadilan gender dalam tinjauan Qur’an dan Hadits.
Nurul berharap, “Pengajian kitab ini berjalan dengan sukses dan lancar sehingga lahir kader-kader intelektual yang bermanfaat bagi dirinya, keluarga, agama, dan bangsa.” (M Zidni Nafi'/Alhafiz K)