Lapangan Asri Bumiayu Kabupaten Brebes, Rabu (28/2/2018) menjadi saksi sejarah dedikasi kader muda Nahdlatul Ulama (NU) berikrar setia pada NKRI. Acara yang dikreasikan oleh Ansor dan Banser ini mendapat antusisme tinggi dari masyarakat.
Sejak pagi di lapangan terbesar di Brebes Selatan ini sudah ramai dengan lomba rebana. Panggung khas konser yang mewah dan luas itu membuat pesona spiritual cinta pada Rasulullah dengan bacaan shalawat.
Siang harinya dilakukan pawai ta'aruf yang diikuti oleh seluruh Pimpinan Ranting dan Badan Otonom NU se-Bumiayu, Jalan macet karena peserta pawai yang ikut sekitar 5.000 orang.
Atraksi demi atraksi dilakukan di depan panggung utama yang berada di panggung penghormatan (depan Masjid Baiturrahim). Hingga adzan Ashar bergema, pasukan pawai selesai dan dilanjutkan acara di Lapangan Asri.
Ternyata di sana telah kumpul Banser, Fatayat dan Pagar Nusa yang siap mengikuti Apel Kesetiaan NKRI. Ya, benar-benar tanpa lelah. Habis jalan 3 KM masih berdiri 2 jam untuk gladi dan upacara.
Komandan Naga Bonar menjadi inspektur upacara memulai dengan memeriksa pasukan didampingi Sahabat Ahmad Munsip (Ketua PC GP Ansor Brebes) dan Komandan Banser Brebes Muh. Ikhwan HMS. Pasukan rapi dan bersiap untuk Apel dengan penuh khidmat.
Begitu amanat inspektur upacara dimulai mendung mulai menggantung dan turun hujan. Lama-lama hujan itu lebat dan semua pasukan tanpa rasa takut tetap berdiri tegak. Itulah khidmah Banser pada suasana resmi bernama Apel Kebangsaan.
Di situ Komandan Naga Bonar membakar semangat Sahabat Banser agar tetap santun dalam bertindak, tidak semena-sema. Dan tetap pantang mundur untuk menjaga ulama dan menjaga NKRI hingga titik darah penghabisan.
"Jika TNI dan Polri sudah kuwalahan menghadapi musuk Indonesia, maka Banser harus turun membantu para aparat keamanan agar Indonesia tetap utuh," tegasnya. Banser diminta selalu taat hukum dan tidak main hakim sendiri.
Itulah semangat kebangsaan sahabat Banser yang terhujani oleh cinta NKRI sembari dihujani air air langit. Seakan hujan itu menjadi saksi betapa bahagianya Indonesia memiliki Banser.
Banser adalah pasukan ikhlas lillahi ta'ala. Seragam beli sendiri, setiap acara iuran dari saku anggota dan semuanya dilakukan dengan penuh kebersamaan. Tapi begitu disentuh untuk bela bangsa dan Pancasila, Banser selalu siap di garda depan tanpa upah.
Saya yang mendapatkan amanah dari Gus Sholah dan Gus Fahsin untuk mewakili PW GP Ansor Jateng dalam menyampaikan orasi kebangsaan juga turut larut bersama semangat Banser. Suara yang sudah kusiapkan dengan wedang jeruk anget tidak bisa mengimbangi semangat Sahabat yang masih kehujanan.
Tidak perlu panjang dan lebar kusampaikan. Sesuai pesan Sahabat Munsip, saya diminta membakar semangat Banser. Ya, saya hanya ingat pesan KH Hasyim Asy’ari dalam Qanun Asasi untuk menjaga: organisasi, saling kenal, persatuan dan kebersamaan.
Semoga ini menjadi cambuk bagi para pemuda bangsa agar tidak tertidur. Harus bangkit dan berjuang untuk kesatuan NKRI menguatkan nilai Pancasila dengan agama yang rahmatan lil'alamin.
Laporan: M. Rikza Chamami, Wakil Sekretaris GP Ansor Jawa Tengah & Dosen UIN Walisongo.