Daerah

Gubernur Jateng Usulkan ke Presiden Gelar Shalawatan di Istana

Selasa, 2 Juli 2019 | 13:00 WIB

Gubernur Jateng Usulkan ke Presiden Gelar Shalawatan di Istana

Gubernur Jateng, H Ganjar Pranowo (berdiri)

Rembang, NU Online
Sudah enam tahun Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mencantumkan Jateng Bershalawat sebagai agenda rutin sejak kali pertama dilantik pada 2013 silam.

Dirinya telah merasakan langsung keberkahan shalawat, Gubernur Ganjar pun akan usulkan agar usai dilantik pada 20 Oktober mendatang Presiden Joko Widodo (Jokowi) bisa menggelar shalawatan di Istana.

“Tentu akan membuat suasana semakin adem. Saya rasa itu sebuah awal yang bagus untuk menjalankan pemerintahan,” ujar Ganjar saat menghadiri shalawatan dan halal bi halal Syechermania “Plat K” eks Keresidenan Pati, di lapangan Karangharjo, Kragan Rembang, Senin (1/7).

Bukan tanpa alasan, sepanjang Ganjar menggelar acara Jateng Bershalawat, ribuan kaum muslim pasti berduyun-duyun menghadiri. Terlebih Jateng Bershalawat selalu dipimpin ulama terkemuka, Habib Syech bin Abdul Qodir Assegaf ataupun Habib Luthfi bin Yahya.

Awal mula kegiatan yang berlangsung setiap bulan itu memang tidak terlepas dari peran Habib Syech. Ganjar mengisahkan waktu kali pertama berjumpa habib asal Solo itu di Klaten.

“Pada 2013 lalu saya masih nyalon gubernur periode pertama di Klaten. Saya dikenalkan dengan Habib Syech dan duduk berdampingan. Beliau bertanya, sampeyan sinten, meh opo, jarene sampeyan nyalon gubernur? Gelem shalawatan opo ora? Saya jawab, insyaallah bib. Malah beliau jawab, ora ono Insyaallah, gelem opo ora? Gelem bib. Akhirnya bikin Jateng Bershalawat, dan ini sudah tahun keenam,” tuturnya.

Menurutnya, acara-acara bershalawat seperti Jateng Bershalawat itu memang jadi ciri khas keislaman tanah air. Yang beribadah dengan guyub, gotong royong, cerminan bhinneka tunggal Ika, cerminan hubbul wathan minal iman.

Bahkan, lanjutnya, saat mantan Duta Besar Inggris untuk Indonesia, Moazzam Tufail Malik ikut hadir bershalawat sangat terkesima dengan antusias dan semangat kaum muslim.

“Beliau bertanya bagaimana menghadirkan orang sebanyak ini? Mereka hadir dengan niat tulus. Bisa tidak ya seperti ini ada di Inggris? Di London? Bershalawat dengan merdu dan damai seperti ini. Saya merasa iri sebagai seorang muslim, baru merasakan getaran seperti ini,” ujarnya. (Samsul/Muiz)


Terkait