Daerah

Filosofi Lampu Ting Selikuran

Rabu, 31 Juli 2013 | 09:34 WIB

Solo, NU Online
Sebagian Jalanan di Kota Solo terlihat indah dengan hiasan ratusan lampu ting yang dikirab dalam Festival Ting Selikuran 2013, Senin (29/7) malam. Beragam replika masjid berukuran mini ikut diarak dalam gelaran ke-2 arak-arakan tahunan Ting oleh Pemkot Solo tersebut.
<>
Para peserta mulai berjalan dari Koridor Jenderal Sudirman kemudian menyusuri Jalan Slamet Riyadi dan berakhir di Plasa Sriwedari. Masyarakat Solo juga tampak antusias mengikuti acara tersebut, dengan ikut memadati di kanan-kiri jalanan yang menjadi rute kirab.

Lampu ting yang diarak ini mempunyai makna filosofi tersendiri. “Filosofi ting itu mampu memberikan penerangan pada saat diperlukan. Meski jarang digunakan tapi sesekali waktu sangat dibutuhkan. Sehingga harus tetap dilestarikan dan diopeni agara membawa manfaat kepada masyarakat,” ucap Walikota Solo, F.X. Hadi Rudyatmo, dalam sambutannya yang dibacakan oleh Kepala Disbudpar Solo, Widdi Srihanto.

Acara yang kental bernuansa religi tersebut disuguhkan dalam festival yang sarat makna yang melambangkan budaya Kota Solo. Tak hanya muslim, seluruh warga Solo bisa menikmati sajian kebudayaan yang apik itu.

Widdi melanjutkan Ting itu bermakna madangi pelita, yang diharapkan bisa menerangi Kota Solo dan seluruh warga Solo. “Harapannya Kota Solo selalu terang, lancar dan tradisi serupa akan terus dilestarikan. Ke depan acara akan tetap kami laksanakan dengan menggandeng Keraton Solo seperti beberapa tahun sebelumnya.”

Seorang pengunjung, Ahmad, 27, mengatakan pertunjukan sangat unik dengan melestarikan budaya. Nuansa Ramadhan terasa kental dengan mengusung replika masjid dan juga diiringi irama rebana dari Pesantren Jamsaren. 

“Nuansa tradisi masih sangat kental dengan adanya musik bambu yang mengingatkan saat masih kecil,” ucap warga Colomadu tersebut.


Redaktur    : Mukafi Niam
Kontributor: Ajie Najmuddin


Terkait