Daerah

Demam Berdarah Merajalela, RSUD Tulungagung Kewalahan

Ahad, 28 Desember 2003 | 13:31 WIB

Tulungagung, NU Online
Wabah penyakit DB (demam Berdarah) di Kabupaten Tulungagung, Jatim, dari hari ke hari terus bertambah. Akibat merajalelanya penyakit membahayakan itu, kini  RSUD dr Iskak Tulungagung kewalahan menampung pasien. Saat ini, ada sekitar 35 orang pasien yang sedang menjalani perawatan intensif. Yang gawat, pasien DB sudah ada yang akhirnya meninggal dunia karena terlambat dalam mencarikan pengobatan.

Pasien DB yang menjalani perawatan medis di ruang Anggrek RSUD dr Iskak, kebanyakan masih anak-anak usia 1 sampai 10 tahun. Di ruangan ini, jumlah pasien DB sudah melebihi kapasitas kamar yang ada. Hampir setiap kamar dipadati pasien DB yang berasal dari berbagai pelosok desa di Kabupaten Tulungagung. ''Kapasitas di ruang Anggrek, sebenarnya hanya 25 pasien. Namun, pasien DB terus berdatangan,'' ujar salah seorang perawat.

<>

Disebutkan, saat ini, jumlah pasien yang diindikasikan terserang DB ada 35 orang. Dari jumlah itu, 12 pasien masuk kategori DHF (Dangeu Hemorigic Fiver) yang secara klinis dan laborat positif mengidap DB, 2 pasien kategori DSS (Dangeu Schok Sindrom) atau pasien DB kambuhan. ''Pasien demam berdarah setiap hari terus berdatangan,'' kata dr Widiarto, SPA , dokter spesialis anak yang menangani pasien DB.

Lantaran pasien DB terus berdatangan, suasana ruang Anggrek terlihat penuh sesak. Setiap kamar 'berjejalan' pasien yang ditunggui keluarganya. Bahkan, di luar rungan juga terlihat, para orang tua yang sibuk berjalan-jalan sambil menggendong anaknya yang sedang diinfus. ''Sudah seminggu ini, anak saya masuk rumah sakit,'' ujar Miati (30), warga Kelurahan Bago ditemui Memo di RSUD dr Iskak Tulungagung.

Selain di RSUD dr Iskak, penderita DB juga tersebar di berbagai rumah sakit swasta di Tulungagung. Tak jelas, berapa penderita DB yang menjalani perawan di luar RSUD itu. '' Yang dibawa ke RSUD, belum semuanya bisa langsung dapat kamar,'' kata petugas di bagian UGD.

Data di lapangan, kabarnya, penyakit DB sudah mengakibatkan tiga orang meninggal dunia. Mereka berasal dari Kecamatan Sendang, Pakel dan Besuki. Namun, menurut Kepala Dinas Kesehatan Pemkab Tuilungagung, dr Hj dr Rukmi, pasien DB yang meninggal dunia hanya seorang dari Desa Gesikan Kecamatan Pakel.

''Setiap hari kita terus melakukan pemantauan. Saat ini juga sudah dilakukan penyemprotan di daerah-daerah endemic. Penderita DB yang tercatat meninggal hanya seorang,'' kata Hj Rukmi ditemui di Pendopo Kongas Arum Kusumaning Bangsa, Tulungagung, usai acara Bersih Nagari, Sabtu (27/12) siang.

Dikatakan Rukmi,  karena jumlah pasien DB terus bertambah, kondisi ini sudah bisa dibilang darurat. ''Wabah DB sudah darurat,'' katanya.  Dikatakan, daerah endemik penyakit DB cukup menyebar meliputi Kecamatan Sumbergempol, Karangrejo, Pakel, Besuki, Bandung, Kedungwaru, Tulungagung, Boyolangu dan Ngantru.

Meski setiap hari jumlah pasien terus bertambah, diakui dr Rukmi, jumlah pasien DB tahun ini menurun dibanding tahun lalu. Tak jelas, berapa persen tingkat penurunannya. Yang pasti, periode Januari sampai Desember ini jumlah penderita DB tercatat sebanyak 80 orang.

Bupati Tulungagung Ir Heru Tjahjono, MM meminta agar penderita DB mendapat penanganan secara cepat. ''Penderita DB harus mendapatkan penanganan secara cepat dan dini. Sebelum DB mewabah, kita sudah melakukan antisipasi melalui fogging (penyemprotan). Ternyata, kenyataannya masih seperti ini,'' kata Bupati Heru.(kd-mhb)

 


Terkait