Yogyakarta, NU Online
Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta akan menyelenggarakan Sarasehan Kebangsaan dan Temu Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se- Yogyakarta pada hari Sabtu (15/7) di Hotel University UIN Sunan Kalijaga.
Kegiatan bertajuk “Gerakan Mahasiswa Vs. Politik Transaksional” tersebut bertujuan untuk menghidupkan kembali gerakan mahasiswa yang selama ini terkesan mati suri. Abdul Khalid Boyan, Presiden DEMA UIN, mengemukakan, acara ini dimaksudkan untuk memperkokoh solidaritas dan konsolidasi BEM Jogja yang progresif dan berwawasan kebangsaan, sekaligus merumuskan kembali manifesto perjuangan mahasiswa pasca reformasi. <>
Dikatakannya, pasca reformasi kondisi bangsa kian terpuruk. Korupsi kian merajalela dan terjadi secara berjamaah di parlemen. Kasus-kasus korupsi yang merugikan kekayaan negara seperti bailout Bank Century, mafia pajak, serta dugaan suap proyek wisma atlet SEA Games 2011, seakan hanya dipertontonkan saja ke masyarakat tanpa ada tindakan tegas dari penegak hukum.
Menurut Boyan, tidak berdayanya penegak hukum dalam menanggulangi endemi korupsi merupakan imbas dari sistem demokrasi liberal yang berujung pada politik transaksional.
“Politik transaksional cenderung berakhir dengan kompromi kepentingan elite-elite politik. Politik hanya dijadikan ajang bisnis. Bagi-bagi hasil korupsi sudah menjadi tradisi buruk para penguasa negeri ini,” ungkapnya.
Dikatakannya, gerakan mahasiswa harus kembali direvitalisasi sebagai bentuk gerakan moral dan gerakan perlawanan atas kegalan pemerintahan SBY. Mahasiswa harus kembali turun jalan, mengajak para buruh, masyarakat petani, dan seluruh elemen bangsa untuk bersatu padu memberingan peringatan dan catatan hitam terhadap pemerintah.
“Adalah tanggung jawab BEM Jogja untuk mengawali gerakan jalanan, memberikan inspirasi pada BEM seluruh Indonesia agar tercipta gerakan mahasiswa yang lebih besar,” tegasnya.
Akan hadir dalam acara ini, Harry Zudianto (Wali Kota Yogyarta), Eman Hermawan (Tokoh Muda Nasional) dan Abdur Rozaki (Mantan Aktivis ’98), serta seluruh Presiden BEM se-Yogyakarta.
Redaktur : A. Khoirul Anam