Semarang, NU Online
Seorang dai dan daiyah harus mampu menjadi garda terdepan mengatasi problematika degradasi moral yang terjadi akhir-akhir ini. Hal ini penting karena tantangan dan hambatan dakwah semakin hari semakin komplek dari segala penjuru.
Hal itu ditegaskan Ketua Alumni PKD XIV HM Ali Maksum alias Gus Maksum kepada NU Online, Jumat (7/9) di Demak.
Menurutnya, problematika dakwah di era milenial salah satunya adalah adanya informasi tanpa batas (borderless information), sehingga masyarakat bisa mendapatkan informasi apapun, namun tidak ditunjang dengan sistem filter yang baik.
“Perkembangan ilmu, teknologi dan lingkungan pun mengakibatkan pola hidup masyarakat menjadi modern yakni pola hidup konsumerisme, sekulerisme, hedonisme dan materialisme, sehingga diperlukan sebuah konsep dasar dakwah yang mampu menembus ruang dan waktu,” paparnya.
Data penduduk muslim Jawa Tengah tahun 2015 menunjukkan angka luar biasa yakni sebesar 34,2 juta lebih. Namun kuantitas yang besar ini belum di imbangi dengan kualitas umat Islam. Di sinilah peran strategis dai dan daiyah untuk mengajak umat kepada kebaikan.
“Dai yang kompeten adalah kebutuhan yang harus terpenuhi untuk menciptakan masyarakat Jawa Tengah yang berkualitas dalam sisi akhlaq (moral) dan keagamaan.” Imbuhnya.
Untuk mendukung dai yang kompeten di bidangnya, akan diadakan berbagai macam kegiatan, antara lain pelatihan metode cepat tahfidh, pengembangan public speaking, pelatihan thibbin nabi, pelatihan dakwah jurnalistik dll, prinsipnya adalah berdakwah selamanya sampai Allah katakan saatnya berhenti. (A Shiddiq Sugiarto/Muiz)