Daerah

Cetak Generasi Qur'ani

Kamis, 27 Maret 2008 | 02:12 WIB

Brebes, NU Online
Siapa bilang generasi kita sudah terkontaminasi perubahan globalisasi? Buktinya, anak-anak yang mendulang ilmu di Taman Pendidikan/Taman Kanak-kanak (TP/TK) Al-Qur'an Asy-Syafiiyah Jatibarang Kab. Brebes Jateng telah mendasari dirinya sebagai insan yang memiliki dasar Al-Qur'an. Sehingga, dalam menempuh kehidupannya tidak bisa melenceng dari rel aqidah islamiyah.

"Satu langkah yang pasti, kami menanamkan kepribadian qur'ani sejak dini," tutur Kepala TK/TPQ Asy Syafiiyah KH Thoifuri Rosul melalui Kepala Administrasi Ust. Ali Mustofa saat bincang-bincang dengan kontributor NU Online Wasdiun di kantornya Jl KH Basalamah Jatibarang Brebes Rabu (26/3).<>

Benteng Qur'ani, lanjut Ali, tidak mungkin tergoyahkan kalau sejak dini sudah terpatri. Tidak keliru kalau kemudian KH. Thoifuri yang juga Ayahanda dari Ali Mustofa itu menanamkan dasar keimanan tersebut pada anak-anak Jatibarang dan sekitarnya dengan mendirikan TP/TK Al-Qur'an.

Semula pada 28-12-1989, Kyai Thoifur, membuka pengajian lesehan Metode Qiroati 1963 di rumahnya jalan KH Sya'roni No. 32 Jatibarang Brebes. Dengan methode pembelajaran yang dikarang Dahlan Salim Zarkasih itu, ternyata gampang diterima dengan cepat oleh para Santri. Sehingga ketika pertama pengajianpun pesertanya langsung membludak sebanyak 160 orang.

Proses pembelajaranpun akhirnya dibantu 8 Santri Senior asuhan Kyai Thoifur. "Januari 1991 adalah Khotaman (wisuda) pertama dengan meluluskan 40 santri. Setelah khotaman itulah terjadi lonjakan jumlah santri yang sangat fantastis yakni sebanyak 1.350," ungkap Ali.

Melihat lonjakan tersebut, akhirnya TP/TK membangun gedung baru dua lantai. Namun tetap saja tidak bisa menampung santri yang membludak akibat besarnya animo masyarakat, yang menginginkan anaknya bisa belajar di TP/TK Asy Syafiiyah Jatibarang.

"Sebagai solusi, tiap semester kami mengadakan Pelatihan Metode Qiroati bagi ustad/ustadzah. Pelatihan inipun mendapat sambutan yang sangat positif. Sehingga pesertanya tidak hanya dari Brebes saja, tapi juga datang dari Slawi, Tegal, Cirebon dan Kuningan," ujar Ali.

Lewat cara itu, membuka jalan bagi Santri Senior untuk membekali diri dengan menjadi relawan Qiroati di rumah-rumah. "Lewat pemecahan tersebut, akhirnya Santri yang belajar di Asy Syafiiyah sesuai dengan kapasitas gedung," lanjut Ustad Ali.

Pada intinya, pembelajaran ini tidak memungut dana. Hanya karena tidak punya sumber dana lain maka tiap santri dikenai sahriyah sebesar Rp. 10 ribu persiswa tiap bulan. "Uang tersebut, untuk kegiatan rutin dan honor ustadz-ustadzah, yang kadang tidak cukup. Sayangnya, lembaga TK/TP kurang mendapatkan sokongan dana pemerintah," ungkit Ali.

Kendati demikian, kemajuan TP/TK yang ditunjuk Pemkab Brebes sebagai pusat pelatihan Qiroati tingkat Kabupaten Brebes ini makin menunjukan eksistensinya. Terbukti selalu mendapat tempat saat berlangsungnya event seperti Festifal Anak Sholeh Indonesia (FASI) ditingkat Kabupaten Brebes. Beberapa Santrinya bahkan pernah menjadi Juara 3 ditingkat Prov. Jateng. Berkat perjuangan para pengelola yang hanya mengharap Ridlo Allah SWT, TK/TP inipun bisa bertahan, berkembang dan maju layaknya sekolah formal. (nam)