Jember, NU Online
Habib Jindan bin Novel bin Salim Jindan menegaskan pentingnya bangsa Indoesia menjaga kerukunan dalam keadaan apapun. Salah satu syarat untuk mencapai kerukunan dan kedamaian adalah menghindari 3 hal. Yaitu mengganggu, membicarakan keburukan dan mencari-cari atau kesalahan orang lain.
Menurutnya, sejak lama Nabi Muhammad telah mewanti-wanti agar seorang muslim tidak melakukan tiga hal itu. Jika peringatan Nabi Muhammad itu tidak dihiraukan maka kedamaian sulit terwujud.
“Ciri-ciri muslim yang Islamnya hanya di kerongkongan, belum masuk ke hati, ya itu. Suka mengganggu sesama Muslim, membicarakan keburukan sesama Muslim, dan mencari-cari aib Muslim lainnya. Itu Hadits Nabi Muhamamad SAW,” ujarnya saat menjadi nara sumber dalam Seminar Kebangsaan di gedung Soetarjo, Kampus Universitas Jember, Selasa (8/1).
Dikatakannya, Hadits tersebut harus dipahami dan diajadikan referensi dalam kondisi apapun. Sehingga perpecahan bisa dihindari dan kedamaian dapat dicapai. Untuk motif apa saja baik politik, kekuasaan atau apapun, Hadits itu harus tetap dipegang teguh.
“Hadits itu sudah ada jauh sebelum Indonesia lahir. Mau ada Pemilu, Pilpres dan sebagainya, Hadits itu sudah melarang seperti itu,” jelasnya.
Sementara itu, nara sumber lain, Nurul Ghufron menegaskan bahwa kedewasaan berpolitik masyarakat sangat menentukan kualitas demokrasi. Kedewasan berpolitik itu harus ditopang oleh independensi. Dan indpendensi bisa dicapai jika kesejahteraan masyarakat sudah terpenhi.
“Kalau perut masih keroncongan, maka suaranya akan ikut perut. Kalau perut sudah kenyang, maka otaknya berpikir sesuai hati nuraninya,” urai Dekan Fakultas Hukum, Universitas Jember itu (Red: Aryudi AR)