Daerah

Bukan Hanya Keislaman, Mumtaza Juga Kuatkan Wawasan Global

Jumat, 3 November 2017 | 13:00 WIB

Tangerang Selatan, NU Online
Kepala Sekolah Madrasah Ibtidaiyah (MI) Mumtaza Islamic School Khalimi mengatakan, banyak sekolah yang hanya mengedepankan wawasan keislaman saja atau yang hanya kuat pada wawasan globalnya. Namun, sekolah yang kuat dua-duanya tidaklah banyak.  

“Kita ingin kuat di wawasan keagamaannya tapi kita juga harus kuat di wawasan globalnya,” kata Khalimi di Pondok Cabe Tangerang Selatan, Jumat (3/11).

Ia menjelaskan, kurikulum yang diterapkan Mumtaza adalah hasil perpaduan daripada kurikulum internasional Cambridge, kurikulum agama, dan kurikulum tahfidz (menghapal Al-Qur’an). Inilah yang membedakan Mumtaza dengan sekolah-sekolah lainnya.

“Sekolah yang menggunakan kurikulum internasional, tapi tahfidznya kita munculkan juga,” ucapnya.   

Sebagaimana yang tercantum dalam kurikulum, lulusan MI Mumtaza diharapkan memiliki hafalan enam juz; kelas satu juz tiga puluh, sedangkan kelas dua sampai kelas enam menghafal juz satu hingga lima. Meski tidak semuanya memenuhi target, namun upaya maksimal untuk mewujudkan target tersebut terus dilakukan.

“Setiap selesai Salat Dzuhur kita murojaah. Di pagi hari kita tasmi’ dan murojaah hafalan. Sebelum pulang pun kita upayakan
untuk murojaah,” urai alumni Pendidikan Bahasa Inggris UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu.

Selain itu, siswa-siswi Mumtaza juga dibekali dengan keilmuan Islam lainnya seperti Bahasa Arab, Nahwu, Sorof, dan lainnya. Ini sebagai upaya untuk memperkuat wawasan keislaman mereka.

Sedangkan kemampuan globalnya ditunjukkan dengan kemampuan bahasa Inggris dan ilmu-ilmu eksakta. Di Mumtaza, bahasa pengantarnya adalah bahasa Inggris dan Arab. Semua pelajaran kecuali pelajaran agama harus disampaikan dengan dua bahasa tersebut.  

Happy Week, ajang eksplorasi bakat siswa

Khalimi menjelaskan, Happy Week adalah ajang untuk menggali bakat dan keahlian serta mengeksplorasi kecerdasan siswa-siswi. Untuk kategori seni ada tari tradisional, paduan suara, dekorasi seni, dan menggambar. Sedangkan untuk kategori akademik ada lomba mengeja kata Bahasa Inggris (spelling bee), membaca berita, dan percobaan sains (science experiment).  

“Di sisi agama kita angkat juga. Ada lomba tahfidz Al-Qur’an dan cerdas cermat islami,” ujarnya.

Selain itu, acara ini juga diharapkan sebagai ajang untuk mencai bakat siswa. Siswa-siswi yang juara dan berbakat akan terus dilatih dan diikutkan ke dalam kompetisi yang lebih tinggi lagi untuk mewakili sekolah.

Sementara, Ketua Pelaksana Happy Week, M Roiyani mengatakan, ini merupakan merupakan acara tahunan dan sudah diumumkan jauh-jauh hari. Karena itu, siswa-siswi sudah siap untuk mengikutinya.

“Siswa wajib mengikuti lomba, tapi dibatasi maksimal tiga kategori lomba. Semuanya ikut lomba,” kata dia.

Tahun ini, Happy Week dilaksanakan kemarin dan hari ini, 2-3 November. (Muchlishon Rochmat)  


Terkait