Malang, NU Online
SMAN 2 Kota Malang kemarin mendapat tamu istimewa, yakni kiai sekaligus budayawan asal Rembang KH Mustofa Bisri (Gus Mus) dan Geoff Fox, seniman asal Australia.
Gus Mus dan Geoff Fox mampir ke SMAN 2 setelah menghadiri istighotsah yang digelar di Mergosono malam hari sebelumnya. Di sekolah tersebut Gus Mus mengajak para guru untuk memiliki nilai tambah, yaitu tidak hanya menjadi pendidik, tapi harus bisa mendidik serta mengajar dengan penuh kasih sayang.
<>Menurut Gus Mus, jika seorang guru hanya menjadi pendidik, maka yang diperoleh hanya itu-itu saja. Yakni, berangkat kerja jam 07.00 pulang jam 14.00 dengan gaji yang juga pas-pasan.
"Kalau cuma begitu, rasanya guru itu kurang berarti," ujar pengasuh pesantren Roudlotut Tholibin Rembang ini.
Namun sebaliknya, jika seorang guru benar-benar ikhlas dan memberikan kasih sayang yang penuh kepada para muridnya, pasti guru tersebut tidak pernah dilupakan oleh murid-muridnya. Dan inilah salah satu kelebihan yang tidak bisa dinilai dengan materi. "Saya tidak pernah lupa dengan guru saya seperti Bu Umi dan Pak Rifai, mereka benar-benar mampu memberikan sesuatu yang lebih kepada kami sebagia muridnya," ujar Gus Mus sambil mengingat gurunya saat di Sekolah Rakyat (SR).
Gus Mus mengatakan, tugas mendidik bagi guru itu sebenaranya sama sekali tidak sulit. "Dalang iku ora kurang lakon, begitu juga guru, tidak akan kehabisan materi untuk mendidik. Tapi yang sulit adalah menamkan nilai-nilai moral dan kasih sayang yang tidak akan dilupakan oleh siswanya," kata Gus Mus.
Kepada para guru, Gus Mus juga meminta agar tidak mengharapkan perhatian dari pemerintah.
Sebab, ungkapnya, jika hanya mengharapkan pemerintah, justru memakan hati. "Semua orang sudah tahu, kalau pemerintah tidak adil terhadap guru, dan itu sudah berlangsung sejak lama," ujar Gus Mus.
"Saya mengerti, para guru itu sudah tidak bisa lagi mengeluh, kering sudah air matanya, tak ada yang bisa dikeluhkan lagi," timpalnya.
Sementara, Geoff mengatakan, dirinya beserta beberapa koleganya di Australia akan mengadakan peringatan kemerdekaan RI pada 17 Agustus 2006 mendatang. Peringatan yang diberi tema Australian tujuh belasan itu akan diisi dengan berbagai pertunjukan seni, seperti pembacaan puisi, menyanyi dan tari, baik dari Indonesia maupun dari Australia. "Acara ini sebagai bentuk solidaritas warga Australia kepada bangsa Indonesia," katanya.(jp/Die)