Daerah

Berharap Berkah Muassis, NU Bawean Kaji Kitab Hadratussyekh

Selasa, 8 Mei 2018 | 23:30 WIB

Gresik, NU Online
Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Bawean, Gresik, Jawa Timur mengkaji secara rutin kitab Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah. Diharapkan dengan kegiatan ini dapat kian memperkuat akidah, serta mendapat berkah dari pengarang yakni KH Hasyim Asy’ari yang juga muassis atau pendiri NU tersebut.

Kegiatan yang mengambil tema Ngaji Kitab Kuning; Ngalap Barakah sang Muassis awalnya merupakan aktifitas rutin para alumnus Pelatihan Kader Penggerak Nahdlatul Ulama atau PKPNU. “Atas berbagai masukan, akhirnya menjadi kegiatan bersama yang didukung sejumlah kalangan,” kata Ustadz Afandi, Senin (7/5). 

Tampak bergabung beberapa lembaga yang berada di bawah PCNU Bawean seperti Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU). Juga Lembaga Kajian Sumberdaya Manusia  atau Lakpesdam, Lembaga Ta’mir Masjid, hingga NU Care Lembaga Amil Zakat, Infak dan Sedekah Nahdlatul Ulama atau LAZISNU setempat. Kegiatan kali ini diselenggarakan di Masjid Baiturrahman, Gunungteguh, Sangkapura, Bawean. 

Menurut Ustadz Afandi, selanjutnya kegiatan ngaji kitab karya Hadratussyekh  ini akan diselenggarakan rutin. “Sebulan sekali dan diikuti oleh seluruh pengurus NU dan lembaga, juga badan otonom, serta masyarakat luas,” kata Ketua PC Lakpesdam NU Bawean tersebut. Sedangkan untuk narasumber, akan melibatkan sejumlah kiai dan tokoh masyarakat yang memiliki kemampuan dalam mengkaji kitab dimaksud, lanjut alumnus Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum atau Unipdu Jombang ini.

Dalam pandangan Ustadz Hisyam, apa yang dilakukan sejumlah kalangan muda ini sebagai langkah nyata dalam membentengi akidah. “Juga demi mendapatkan barakah dari muassis atau pendiri Nahdlatul Ulama, yakni Hadratussyekh  KH Hasyim Asy’ari,” kata Ketua PC LDNU Bawean tersebut. 

Rais PCNU Bawean juga sangat mengapresiasi ikhtiar ini. “Saya berharap semua bisa menjaga iman, serta kegiatan ini dapat berjalan istikamah hingga hari kiamat,” kata KH Zubaidi saat memberikan arahan. 

Dirinya juga menceritakan bahwa pada tahiun 80-an pernah dilakukan kajian tentang perbedaan madzhab. Kegiatan juga diselenggarakan sejumlah kalangan dan dihadiri warga sekitar. “Namun sangat disayangkan, kegiatan tersebut tidak bisa bertahan lama,” kenangnya. 

Karena itu, dirinya berharap untuk kegiatan ngaji kitab karangan KH Hasyim Asy’ari dapat diselenggarakan secara ajeg. “Saya berharap kegiatan ini dapat istiqamah, apalagi mengkaji kitab Hadratussyekh,” ungkapnya. Bahkan bila memungkinkan, harus ada upaya agar karya KH Hasyim Asy’ari terus diselamatkan dan dikaji secara rutin, lanjutnya. 

Pemateri pada kajian kali ini adalah Kiai Ali Asyhar. Dalam menjelaskan kitab Risalah Ahlussunnah wal Jama’ah, dirinya menyampaikan dengan menampilkan sejumlah slide. Di hadapan ratusan jamaah dapat tergambar bagaimana sejarah perjalanan Hadratussyekh  sejak kecil. Juga dijelaskan siapa saja para guru dari pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng Jombang tersebut, kehidupan keluarga, hingga para murid dan santrinya. (Red: Ibnu Nawawi


Terkait