Daerah

Bedah Buku Suluk Kiai Cebolek: Menyelami Ajaran Kiai Mutamakin

Kamis, 25 Desember 2014 | 18:56 WIB

Semarang, NU Online
Ornamen langit-langit Masjid Kajen, Pati menyimpan makna mendalam tentang sandi-sandi risalah ruhaniah Kiai Cebolek dan memuat perspektif spiritualitas yang tinggi. Namun, para peziarah ataupun masyarakat sekitar banyak yang mengabaikannya. Kebanyakan mereka hanya sebatas “ngalap berkah” kepada Kiai Cebolek. 
<>
Demikian disampaikan Ubaidillah Achmad dalam Bedah Buku “Suluk Kiai Cebolek” di Auditorium I UIN Walisongo semarang, Rabu, (24/12).

Kiai Cebolek atau Kiai Mutamakin merupakan Ulama Nusantara yang terkenal di Kajen, Pati, Jawa Tengah. Ajaran-ajaran suluknya yang tertuang lewat ornamen masjid Kajen telah menarik perhatian Ubaidillah untuk meneliti dan menuliskannya dalam sebuah buku. 

“Ide menulis buku ini berawal saat menemani penelitian tentang motivasi peziarah makam Kiai Cebolek di Kajen Pati,” ujarnya.

Dalam perspektif akademik, masjid Kiai Cebolek ini dapat dipahami dari empat prinsip ilmu tasawuf: yang pertama, prinsip pengabdian kepada Allah (Abdullah), berupa darma ketauhidan dan kemanusiaan. Kedua, prinsip ilmiah, berupa prinsip keilmuan yang didasarkan pada rasionalitas dan empirisme (khusuli). Ketiga, prinsip suluk salik pada maslak, berupa keteguhan melakukan riyadlah untuk membentuk sikap, perilaku, dan kepribadian yang baik.

Keempat, prinsip pencerahan melalui pencerahan akal (fawaidl), pencerahan hati (tajalliyah), pencerahan kehendak (lawami’). Prinsip keempat inilah yang akan membentuk cahaya ilmu khudluri, yaitu objek pengetahuan membentuk pengetahuan subjek secara langsung. Keempat prinsip ini, telah penulis temukan pada ornamen-ornamen Kiai Cebolek pada langit Masjid Kajen. Karenanya, belum mengalami kesempurnaan berziarah kepada Kiai Cebolek, jika selama berziarah para peziarah belum mengkaji sandi-sandi yang termuat pada ornamen langit-langit Masjid Kajen Pati.

Hadir sebagai pembanding dalam bedah buku yang diadakan oleh LPM Edukasi ini, Zainul Bilal Bizawie, penulis buku Laskar Ulama-Santri dan Resolusi Jihad yang masih memiliki darah keturunan dengan Kiai Cebolek.

Milal memberikan apresiasi positif karena adanya buku ini semakin memperbanyak kajian tentang Kiai Cebolek, yang ajaran-ajarannya tidak banyak ditemukan dalam karya tulis. Buku ini juga sebagai jalinan silaturrahim dan ruhaniah antara guru dan murid. Karena itu menjadi ciri khas dalam tradisi pendidikan dalam pesantren. (fahmi ash shiddiq/mukafi niam)


Terkait