Tulungagung, NU Online
Kabupetan Tulungagung dan Trenggalek, Jawa Timur, Jumat (28/5) kemarin diterjang banjir bandang. Bencana yang ditengarai terjadi akibat meluapnya air sungai itu menenggelamkan sedikitnya sembilan desa di Kecamatan Bandung dan Besuki, Tulungagung. Ratusan rumah warga dan ratusan hektar sawah terendam. Beberapa sekolah dasar terpaksa memulangkan siswanya karena ruang kelasnya tergenang. Ketinggian air mencapai sekitar 1 meter dan hingga pukul 13.00 WIB siang, genangan air masih belum surut.
Musibah banjir di Kabupaten Trenggalek terjadi di Kecamatan Gandusari dan Kampak. Di Kecamatan Gandusari, banjir bandang menenggelamkan Desa Gerayung, Wonorejo, Sukorejo, Gandusari dan Melir. Sedang di Kecamatan Kampak, banjir bandang melanda wilayah Desa Bendoagung.
<>Banjir bandang yang terjadi di Tulungagung ini terjadi secara mendadak. Luapan air mulai datang dan dirasakan warga sekitar pukul 06.00 WIB. Warga dibikin kelabakan karena datangnya air bah ini sangat mendadak dan dengan cepat terus meluap. Awalnya, luapan air hanya menggenangi pekarangan. Namun, semakin siang, luapan air mulai memasuki rumah-rumah warga.
Kepanikan tak terelakkan. Warga beramai-ramai menyelamatkan harta bendanya. Perabot rumah tangga dan barang-barang berharga diusung dan dikumpulkan di lokasi yang aman. Untuk menyelamatkan jiwanya, warga bergegas meninggalkan rumahnya untuk mengungsi di lokasi yang aman. Kepanikan terus menghantui warga karena luapan air terus bertambah tinggi.
''Banjir ini datang sangat mendadak. Banyak warga yang kaget karena hujan yang turun pada malam hari tidak terlalu deras,'' ujar Jani (65), warga Dusun Sedayu Desa Suwaru Kecamatan Bandung, Jumat (28/5) kemarin.
Warga memperkirakan, luapan air yang menenggelamkan pemukimannya berasal dari kawasan pegunungan Watulimo, Trenggalek. ''Melihat hujannya yang tidak terlalu deras, air bandang ini kemungkinan kiriman dari pegunungan Watulimo, Trenggalek'' ujar beberapa warga Desa Suwaru.
Menurut warga, di Desa Suwaru, lebih dari 200 rumah warga yang rumahnya tergenang air. Ketinggian air di dalam rumah mencapai sekitar 30 cm lebih. Itu sebabnya, peralatan rumah tangga mulai meja kursi, TV, kasur dan lainnya dinaikkan di lokasi yang lebih tinggi. ''Kalau nggak dinaikkan begini, salah-salah bisa hanyut,'' kata Mbah Sibah (70), warga lainnya.
Di Kecamatan Bandung, sedikitnya ada lima desa yang tenggelam disapu banjir bandang itu. Yaitu, Desa Talun Kulon, Nglampir, Bantengan, Kedungwilut dan Suwaru. Selain merendam rumah, banjir di wilayah ini juga menenggelamkan ratusan hektar sawah yang mulai ditanami padi gadu.
Luapan banjir bandang ini juga melanda empat desa di Kecamatan Besuki. Yaitu, Desa Tulungrejo, Siyoto Bagus, Wates Kroyo dan Tanggulkundung. Seperti halnya di Kecamatan Bandung, di empat desa ini juga banyak rumah warga yang tergenag air hingga membuat warga panik.
''Karena datangnya air sangat mendadak, ternak-ternak milik warga seperti kambing, ikan dan ayam juga banyak yang hanyut terseret arus air,'' ujar warga Desa Talon Kulon Kecamatan Bandung.
Di Desa Suwaru, banjir bandang juga merendam beberapa gedung sekolah. Bahkan, di SDN Suwaru, puluhan siswanya terpaksa dipulangkan karena genangan air memasuki ruang kelas. ''Anak-anak yang tiba di sekolah terpaksa kami pulangkan. Sekitar pukul 06.15 WIB, anak-anak sudah datang ke sekolah. Tapi karena ruang kelas kebanjiran, mereka kita suruh pulang demi keselamatan jiwanya,'' ujar Ny. Suratmi, Kepala SDN Suwaru ditemui di sekolahnya, siang kemarin.
Hingga pukul 13.00 WIB siang, luapan air bandang belum juga surut. Ketinggian air yang mengenangi pekarangan rumah warga masih mencapai pantat orang dewasa. Belum diperoleh data yang pasti, berapa rumah warga yang tergenag banjir bandang di sembilan desa itu. Demikian juga, kerugian akibat banjir mendadak ini juga belum didata secara pasti.
Selain merendam rumah dan swah warga, banjir bandang juga mengakibatkan jalur lalu lintas jurusan Bandung, Tulungagung menuju Kecamatan Watulimo, Trenggalek terputus. Sejumlah ruas jalan yang juga jalur utama menuju obyek wisata Pantai Prigi Trenggalek tergenang air. Karena luapan air cukup tinggi, pengendara sepeda motor tak berani melintasi jalur ini.
Belum diketahui dengan pasti berapa kerugian banjir yang melanda Kabupaten Tulungagung Trenggalek ini. Diperkirakan, jumlah kerugian materiil yang diderita warga mencapai ratusan juta rupiah. Beruntung, dalam musibah ini tak ada laporan adanya korban jiwa manusia.
Bupati Tulungagung Ir Heru Tjahjono, MM yang menerima laporan langsung meluncur ke lokasi banjir. Selain memberikan bantuan makanan, orang nomer satun di Pemkab Tulungagung ini juga menelusuri titik-titik lokasi yang menjadi penyebab meluapnya banjir bandang itu.
''Penyebab banjir in