Nganjuk, NU Online
Di hadapan tidak kurang dari lima ratus pelajar tingkat madrasah aliyah, Aswaja NU Center (Asnuter) Nganjuk kembali mensosialisasikan pentingnya menjaga diri dari kabar palsu (hoaks) dan radikalisme siber. Hal tersebut disampaikan pada perkemahan dakwah MA se-Kabupaten Nganjuk Jawa Timur yang berlangsung Jumat hingga Ahad (14-16/12) di bumi perkemahan Desa Kelutan, Ngronggot.
Pemaparan kepeloporan antihoaks dibuka pengantar dari Direktur Asnuter Nganjuk, Kiai Zuhal Ma’ruf yang menjelaskan pentingnya berpegang teguh pada ajaran Ahlussunnah wal Jamaah ala NU, Sabtu (15/12).
Materi inti disampaikan Wakil Direktur Asnuter yang juga pegiat siber, Ustadz Wahyu Irvana. Dalam materi dijelaskan tentang bermacam berita yang tidak sesuai fakta. Dia juga menjelaskan cara mencegah hoaks dan radikalisme siber, serta imbauan bersama menjadi pelopor antihoaks.
“Adik-adik ini kan calon pemimpin bangsa di masa yang akan datang, sangat penting kita menjadi yang terdepan melawan hoaks,” katanya.
Dalam pandangannya, jangan asal ada berita bagus, berita heboh, judulnya bombastis langsung dibagikan atau dishare. “Ini bahaya, cek dulu, konfirmasi dulu, saring sebelum sharing,” tutur Ustadz Irvan.
Sebelumnya, Asnuter Nganjuk juga mempelopori agenda melawan hoaks di Pondok Pesantren Mojosari yang diikuti perwakilan siswa tingkat SMA. Ikhtiar melawan hoaks dan radikalisme siber juga dilakukan dengan menyelenggarakan seminar antihoaks untuk kader NU yang mendatangkan pemateri dari PBNU. Materi antihoaks beriringan dengan pendalaman Aswaja ala NU.
“Pas sekali ini materinya, anak-anak muda sedang butuh sekali materi pencegahan hoaks seperti ini,” kata salah seorang pendamping perkemahan dari MA al-Manar.
Menurutnya, sekarang dunia maya sudah menjadi kebutuhan dan banyak bahaya yang campur aduk di dalamnya. “Materi seperti ini sangat dibutuhkan para pelajar dan pemuda sekarang ini,” tandasnya. (Irvan K/Ibnu Nawawi)
