Padang, NU Online
Pimpinan Wilayah (PW) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Sumatera Barat (Sumbar) terus melakukan penguatan nilai empat pilar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Empat pilar tersebut, yakni Pancasila, UUD 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Bineka Tunggal Ika.
Hal itu diungkapkan Sekretaris PW GP Ansor Sumbar Arianto pada acara Sosialisasi Empat Pilar dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara yang diselenggarakan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI). Kegiatan bekerja sama dengan PW GP Ansor Sumbar, di aula FKUB Kota Padang, Kamis (6/9).
Menurut Arianto, Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara. Undang-Undang Dasar 1945 sebagai konstitusi negara. NKRI sebagai bentuk negara dan Bineka Tunggal Ika sebagai semboyan negara Indonesia."Sosialiasi semakin penting dilakukan agar kader Ansor dan masyarakat memahami benar betapa pentingnya empat pilar tersebut dalam menata kehidupan berbangsa dan bernegara," katanya.
Anggota MPR RI Leonardy Harmany Datuak Bandaro Basa menyebutkan GP Ansor sudah berdiri 1934, berarti berusia 84 tahun. Dari tahun kelahiran tersebut, sudah pasti Ansor berperan aktif dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan RI dari cengkeraman penjajah.
"Sekarang kader Ansor tentu punya kewajiban menjaga keutuhan NKRI yang sudah diperjuangkan tersebut. Ansor harus siap menghadapi tantangan bangsa ke depan," kata Leonardy.
Tampil sebagai narasumber dekan Fakultas Hukum Universitas Eka Sakti Padang Otong Rosadi, dekan Fisipol Universitas Eka Sakti Sumartono Mulyodiharjo. Tampak hadir ratusan peserta dari Ansor dan Banser, Banon Nahdlatul Ulama Sumbar dan masyarakat sekitar.
Menurut Sumartono, menjelang pemilihan kepala daerah atau Pilkada, pemilu legislatif maupun pemilihan presiden, memang banyak gesekan dan konflik. “Masyarakat tidak perlu alergi dengan politik. Karena politik merupakan bagian dari kehidupan berbangsa dan bernegara,” jelasnya. Dalam politik itu hanya ada dua pilihan, dipilih atau memilih, lanjutnya.
"Kalau dipilih, ya jalankan amanah sesuai dengan undang-undang. Sebaliknya, kalau memilih, ya pilihlah orang yang menurut kita layak dan pantas untuk menjadi pemimpin,” ungkapnya. Dirinya melarang tidak memilih atau golput karena bukan menyelesaikan masalah, malah tidak mencarikan solusi terhadap masalah bangsa.
Sedangkan Otong Rosadi menyebutkan, pentingnya sosialisasi empat pilar kehidupan berbangsa ini terus dilakukan. Alasannya, karena cinta Indonesia. Indonesia harus dirawat sehingga tetap tegak berdiri sebagaimana dicita-citakan para pendiri bangsa. “Kondisi masyarakat berubah-rubah karena keadaan, Indonesia terganggu oleh hal-hal kecil jika tidak dilakukan penguatan nilai-nilai kebangsaan,” katanya di hadapan peserta.
Yang tidak kalah pentingnya adalah tantangan Indonesia yang dipengaruhi pihak luar. Era globalisasi dan digitalisasi sangat memengaruhi kehidupan berbangsa dan bernegara. “Sehingga sangat diperlukan penguatan empat pilar kepada setiap warga negara," tutur Otong Rosadi yang juga mantan Ketua PW Lembaga Penyuluhan dan Bantuan Hukum Nahdlatul Ulama (LPBHNU) Sumbar ini. (Armaidi Tanjung/Ibnu Nawawi)