Daerah

Ansor Padangpariaman Tingkatkan Kewaspadaan Terhadap Aksi Teror

Jumat, 15 Januari 2016 | 13:01 WIB

Padangpariaman, NU Online
Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Padangpariaman mengecam tindakan pemboman yang terjadi di kawasan Sarinah, Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (14/1/2016). Apapun alasannya, tindakan pemboman yang menewaskan jiwa manusia adalah tindakan tidak berprikemanusiaan dan menodai kemuliaan jiwa dan agama.

Hal itu diungkapkan Ketua Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Padangpariaman Zeki Aliwardana, Jumat (15/1/2016), di Sekretariat PC GP Ansor Padangpariaman, Jl Raya Lubuk Alung-Pariaman, Kelok, Punggungkasiak. Menurut Zeki, aksi pemboman tersebut membuktikan adanya kelompok radikal yang ingin merongrong keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Menyikapi peristiwa ledakan bom tersebut, Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor Yaqut Cholil Qaumas sudah menyampaikan instruksinya kepada pengurus Ansor hingga ke tingkat Pimpinan Cabang agar meningkatkan kewaspadaan terhadap adanya tindakan aksi-aksi teror yang dilakukan oleh kelompok radikal. Meski ledakan bom terjadi di Jakarta, namun tidak tertutup kemungkinan terjadi pula di luar Jakarta. Selain itu, rekrutmen kelompok radikal ini bisa terjadi dimana saja di seluruh Indonesia," kata Zeki Aliwardana mengutip instruksi dari PP GP Ansor.

Dikatakan Zeki Aliwardana, terkait dengan himbauan dari PP GP Ansor tersebut, Ansor dan Banser Padangpariaman menginstruksikan kepada pengurus dan kadernya untuk meningkatkan kewaspadaan di tengah-tengah masyarakat. "Jika ada hal-hal yang mencurigakan, kita akan segera berkoordinasi dengan aparat keamanan," tutur Zeki didampingi Sekretarisnya Alva Anwar.

Ledakan bom ini membuktikan, kata Zeki, kelompok radikal masih menjadi ancaman bagi bangsa Indonesia. Ansor yang selalu menyerukan Islam rahmatan lil'alamin jelas mengutuk aksi ledakan bom ini. Apapun alasannya, aksi pemboman ini harus diusut tuntas oleh aparat keamanan. 

Menurutnya, di Kabupaten Padangpariaman sendiri memang sudah ada Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar)  yang sudah tersebar dari Aceh hingga Papua. Gafatar dinyatakan sesat karena anggotanya tidak wajib shalat lima waktu, tidak wajib puasa Ramadhan, syahadat mereka berbeda, yang bukan kelompok mereka dianggap kafir.

"Kelompok ini menjalankan aksinya dengan program sosial kemasyarakatan. Selanjutnya anggota yang direkrut mulai diarahkan sesuai dengan misi dan visi organisasi ini. Untuk itu, Ansor  Padangpariaman menghimbau masyarakat agar selalu waspada terhadap adanya kelompok/komunitas atau organisasi yang muncul di tengah masyarakatnya. Apakah organisasi tersebut legal, tidak dilarang, bukan sesat, atau tidak sesuai dengan tradisi dan keyakinan yang sudah lama hidup di masyarakat tersebut," kata Zeki, mantan Sekretaris Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kota Pariaman ini menambahkan. (Armaidi Tanjung/Fathoni)


Terkait