Daerah

Anak Muda NU Soroti Sikap Politik NU

Selasa, 25 September 2012 | 04:03 WIB

Kudus, NU Online
Kalangan anak muda NU di Kudus yang menamakan diri Generasi Muda Nahdlatul Ulama (GMNU) menyoroti sikap politik NU setempat menjelang pelaksanaan menjelang pelaksanaan Pilkada Kudus pada Mei 2013 mendatang.<>

Dalam sebuah group Ngobrol Bareng GMNU di jejaring sosial Facebook, sikap politik praktis menjadi sorotan kader-kader muda NU Kudus. Sebagian besar berharap tokoh maupun pengurus NU dan badan otonomnya tidak tersedot dalam pusaran angin Pilkada baik sebagai peserta maupun sekedar pendo'a dalam arena Pilkada.

Setiap musim pemilu maupun Pilkada, NU memang selalu menarik perhatian semua kalangan. Hal ini tidak terlepas akan posisi  NU dinilai sangat signifikan yang mampu mendongkrak suara sehingga banyak kalangan menunggu sikap politiknya.

Namun, sikap politik praktis NU dinilai sering menjadi blunder dan merugikan NU sendiri, baik secara lembaga maupun perorangan warga nahdliyyin. 

Mantan Ketua IPNU Kudus Saiful anas mengatakan melihat isu-isu yang berkembang menjelang Pilkada ini sebaiknya para tokoh NU mengubur syahwat  politiknya yang berkeinginan  memiliki kepala daerah dari warga NU. 

"Dari pengalaman pilkada maupun pemilu  kemarin hendaknya menjadi cermin bahwa NU terlalu  sering blunder dalam berpolitik hanya demi obsesi punya bupati NU. Padahal analisa politik NU kita  masih lemah."katanya menggebu-gebu.

Lebih lanjut, Anas menekankan  NU tidak perlu mengedepankan keuntungan dalam berpolitik tetapi harus mempertimbangkan kerugiannya. Disamping itu, pemaknaan khittah harus menjadi patokan sehingga tidak sekedar menjadi jargon semu.

"Kita perlu berpikir ulang, masih banyak permasalahan lainnya yang lebih penting untuk diurus daripada terjun politik sesaat. Lepaskan syahwat politik itu,"tandasnya.

Nailul Huda menilai menyatukan NU memiliki potensi  dengan sumber daya manusia (SDM) luar biasa secara kuantitas dan kualitas namun tidak mudah menyatukan warga NU dalam urusan politik tidak mudah."Masalahnya wong NU kurang komunikasi, kita perlu introspeksi," ucap kader muda NU asal Kecamatan Undaan ini.

Pegiat Lajnah Ta'lif wan Nasyr (LTN) NU Kudus Saniman al Qudsiey menilai Sikap berpolitik itu hak perorangan warga. Tetapi, manusia yang dikodratkan sebagai zone politikon atau hayawanun nathiq (makhluk sosial), sehingga hal itu sangat  sulit untuk dipisahkan. 

"Di sinilah yang menjadi polemik berkepanjangan yang membuat pusing. Yang penting di sini dalam berpolitik adalah toleransi, jika tidak, akan terjadi pertikaian," tandasnya.

M. Aflach menuturkan, NU sering kali menjadi 'korban' politik pihak lain. "Namun, kalo ingin mengabdi untuk kemaslahatan untuk rakyat silahkan terjun ke dalam politik,"imbuhnya singkat.

Agar tidak terjerumus lebih dalam, Anas maupun Saniman berharap Nahdlatul Ulama lebih fokus menata ummat yang belakangan mulai digoyang berbagai permasalahan mulai   ekonomi, taqlid yang lemah maupun rongrongan idiologi

"Ini akan lebih bermanfaat. Semoga saja Allah memfitrahkan nalar politik NU untuk benar-benar Khittah,"tandas Anas.

Sebagaimana diketahui, Pilkada Kudus yang berlangsung Mei 2013 mendatang telah memunculkan banyak isu dan spekulasi dari para tokoh politik yang memiliki kepentingan. Banyak beredar kabar, para kandidat calon Bupati mulai melakukan gerilya ke sejumlah tokoh maupun pengurus NU disemua tingkatan untuk dijadikan tim suksesnya.

Hingga sekarang ini, PCNU Kudus secara resmi belum mengeluarkan statemen apapun terkait pilkada kabupaten Kudus tersebut.



Redaktur     : A. Khoirul Anam
Kontributor : Qomarul Adib



Terkait