Daerah

Aktivis PMII Kudus Tolak Kenaikan BBM

Sabtu, 22 November 2014 | 06:07 WIB

Kudus, NU Online
Puluhan aktivis PMII bersama BEM Psikologi, FKIP dan Ekonomi Universitas Muria Kudus, mengadakan aksi penolakan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Mereka yang menamakan diri Gerakan Mahasiswa dan Rakyat Menggugat (Geram Menggugat) ini melakukan long march dari alun-alun hingga Gedung DPRD Kudus, Jum'at (21/11) pagi.
<>
Sepanjang jalan yang dilalui, mereka meneriakkan yel-yel penolakan serta membagikan selebaran pernyatan sikap. Mereka membentangkan beberapa poster di antaraya "BBM naik, rakyat menjerit".

Dalam pernyataan sikapnya, mereka menyuarakan tiga tuntutan yakni menolak kenaikan BBM, laksanakan trisakti, dan laksanakan pasal 33 UUD. Mereka menilai presiden Jokowi telah menodai kepercayaan masyarakat soal keberpihakannya kepada wong cilik.

Dalam pembentukan kabinet kerja, menurut mereka, sudah mulai terindikasi terdapat beberapa menteri yang disebut bermasalah. Ini artinya selama ini jokowi telah tunduk kepada para pemodal baik asing maupun nasional daripada memikirkan rakyat.

"Pengkhianatan Jokowi di awal pemerintahan seolah menegaskan pada dunia, inilah Indonesia, silakan tuan-tuan pemodal asing untuk mengeruk dan menguras sumber daya alam kami. Kalian bisa membayar upah murah pada buruh-buruh kami yang sangat banyak," kata Ketua PMII Kudus Malik membacakan pernyataan sikapnya.

"Kami mempunyai peran penting dalam mengantar Jokowi menjadi presiden. Ia tidak boleh seenaknya. Jokowi harus ingat, ia menjadi presiden didukung oleh banyak kalangan wong cilik," tegas Malik yang juga mahasiswa UMK.

Malik mengingatkan kembali dan mengawal pemerintahan ini agar selalu berpihak pada wong cilik. Ia mengajak menyelamatkan Jokowi agar tidak terlena dan tunduk para pemodal asing dan neoliberalisme.

Selama aksi, puluhan petugas kepolisian mengamankan dan mengatur jalan sehingga tetap tertib, tidak menimbulkan kemacetan. (Qomarul Adib/Alhafiz K)


Terkait