Daerah

Akbid Muslimat NU Kudus Cetak Bidan-Bidan Nahdliyin

Kamis, 22 Januari 2015 | 07:33 WIB

Kudus, NU Online
Akademi Kebidanan Muslimat NU (Akbid Muslimat NU) Kudus memandu ikrar janji mahasiswa semester II dan agenda pemasangan kap profesi di aula kampus Akbid Muslimat NU Kudus, Rabu, (21/1). Pernyataan ikrar ini menjadi nilai tersendiri bagi para pengabdi berkarakter Aswaja NU di bidang kebidanan.
<>
Tampak hadir Ketua Ikatan Bidan Indonesia Kudus, Camat Bae, serta pengurus PCNU Kudus dan banomnya.

Direktur Pelaksana Darningsih mengatakan, agenda tersebut bukan sekadar seremonial akademis belaka, namun juga bernilai spiritual.

“Ini merupakan pemantik semangat kesadaran para mahasiswi agar semakin mempersiapkan diri mengabdi di masyarakat kelak. Sekarang ini baru semester dua, insya Allah dua setengah tahun lagi akan lulus sebagai Akademi Madya Kabidanan yang siap terjun di masyarakat sesuai janji yang hari ini diikrarkan,” terang Darningsih.

Selain kuliah, kampus ini juga menyediakan beberapa ekstrakurikuler untuk para mahasiswi, yakni Racana Azzahra, Arabiyyah lit Tibbiyyah wat Taulidiyah, English Language, dan Ekstra Komputer. Juga fasilitas pesantren bagi mahasiswi yang menginginkannya.

Ketua pengurus KH Chadziq Zainul Ulum menyebutkan bahwa inisiatif Muslimat NU Kudus bersama para kiai NU memutuskan pendirian Akbid guna mempersiapkan para bidan yang berkarakter Ahlussunnah wal Jama’ah.

“Kudus ini masyarakatnya banyak yang NU, tetapi ternyata bidannya banyak berasal dari luar NU. Dengan pendirian Akbid ini diharapkan setelah mahasiswi lulus akan dapat membantu melahirkan di masyarakat kita sesuai syariah. Sebab selama ini kebanyakan bidan hanya mempertimbangkan faktor kesehatan, tapi sisi syariahnya justru kurang diperhatikan,” terang KH Chadziq yang juga Wakil Rais Syuriyah PCNU Kudus.

Kiai Chadziq memberikan contoh akan banyaknya kelahiran bayi yang tidak langsung diikuti dengan diperdengarkan adzan dan iqamah. “Ini penting, agar kalimat pertama yang terekam oleh telinga si anak adalah kalimat-kalimat thoyyibah, kalimat tauhid,” kata Kiai Chadziq.

Menurutnya, hal-hal spiritual semacam di atas menjadi nilai lebih Akbid Muslimat NU Kudus di antara lembaga serupa lainnya. Sebab setiap anak yang terlahir adalah suci, dan perkembangan berikutnya tergantung pada bagaimana orang tuanya mengasuh. Yang pertama kali membantu orang tua menangani kelahiran anak tersebut adalah bidan. Maka selayaknya bidan pun memahami dan mengamalkan Ahlussunnah wal Jama’ah. (Istahiyyah/Alhafiz K)


Terkait