Malang, NU Online
Pengasuh dan penanggung jawab Pondok Itikaf Jamaah Ngaji Lelaku, Mochammad Yusman Roy, meminta maaf kepada umat Islam di seluruh Indonesia. Ia menyerukan kepada umat Islam untuk tidak mengikuti ajaran dan praktik salat dalam dua bahasa, Arab dan Indonesia.
“Saya sepenuhnya sadar, ajaran dan perbuatan saya selama ini telah meresahkan dan bisa membuat perpecahan di kalangan umat Islam,” kata dia di Markas Polres Malang, Senin (9/5).
<>Ia menyatakan menyadari bahwa salat dwibahasa yang dipraktikkannya seharusnya hanya berlaku untuk dirinya sendiri, dan bukan untuk disebarluaskan. Salat dalam bahasa Arab dan Indonesia itu, kata Roy, merupakan ijtihadnya. Namun, hal itu ternyata membuat banyak orang marah.
Bekas petinju itu menegaskan, salah satu bukti keberhasilan umat menjalankan salat adalah bersedia mematuhi aturan negara. Dalam kaitan ini, Roy mematuhi Surat Keputusan Bupati Malang 6 Mei 2005 yang memerintahkan dirinya untuk menghentikan ajaran dan praktik salat dwibahasa, serta menutup kegiatan di pondoknya. Ia bersedia menghentikan pengajaran salat dwibahasa, tapi praktik salat akan tetap ia jalani untuk dirinya sendiri. Roy juga membiarkan pengikutnya mengambil pilihan dan keputusan sendiri-sendiri.
Roy menolak meminta maaf kepada Majelis Ulama Indonesia (MUI). Karena ia menilai MUI Kabupaten Malang telah sewenang-wenang dengan menyatakan kegiatan di Pondok I’tikaf adalah aliran sesat. Roy juga sempat di demo oleh beberapa kelompok yang tergabung dalam Himpunan Hisbut Tahrir Indonesia, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Forum Masyarakat Peduli Islam, dan Front Pembela Islam (FPI) dari Malang dan Pasuruan yang menilai sesat terhadap ajaran yang disebarkan Roy.
Kepada wartawan Roy mengaku mengharapkan bantuan Abdurrahman Wahid (Gus Dur) untuk menengahi perselisihan yang makin tajam antara dirinya dan Majelis Ulama Indonesia (MUI). Gus Dur dipercaya dapat menjadi penengah yang bijak dan adil sehingga duduk perkaranya menjadi jernih dan proporsional.
Sehari sebelumnya Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) juga menyarankan kepada Ustadz Muhammad Roy yang menganjurkan salat berbahasa Indonesia hendaknya mendalami Al-Qur’an. "Dia (ustadz Roy) bukan anggota NU, karena itu kami tidak dapat melakukan apa-apa, termasuk memanggil yang bersangkutan. Kami hanya dapat memberi saran," kata Ketua Umum PBNU KH Drs A Hasyim Muzadi di Surabaya, Minggu kemarin. (Cih)
Terpopuler
1
Isi Akhir dan Awal Tahun Baru Hijriah dengan Baca Doa Ini
2
3 Jenis Puasa Sunnah di Bulan Muharram
3
Istikmal, LF PBNU Umumkan Tahun Baru 1447 Hijriah Jatuh pada Jumat, 27 Juni 2025
4
Niat Puasa Muharram Lengkap dengan Terjemahnya
5
Data Awal Muharram 1447 H, Hilal Masih di Bawah Ufuk
6
Khutbah Jumat: Meraih Fokus Hidup Melalui Shalat yang Khusyuk
Terkini
Lihat Semua