Kediri, NU.Online
Ketua Dewan Syuro PKB KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) di Kediri Jawa Timur, menyerukan kepada pemeluk agama untuk tidak terlalu fanatik terhadap agamanya masing-masing. Karena, fanatisme yang berlebihan akan berdampak buruk terutama bagi kelangsungan hidup beragama dan berbangsa.
"Lagi pula Raja Jayabaya sejak dulu kala tidak pernah mengajarkan fanatisme. Itulah yang perlu kita hayati," kata Gus Dur dalam sambutannya pada acara Bedah Bumi Nusantara (BBN) di Pamuksan Sri Aji Jayabaya di Desa Menang, Kecamatan Pagu, Kabupaten Kediri kamis malam (25/12)
<>Dalam acara yang dihadiri tokoh lintas agama dan beberapa kerabat kerajaan itu, Gus Dur mengatakan bahwa Kerajaan Jayabaya merupakan tonggak perubahan peradaban bangsa Indonesia.
Sementara itu Djati Kusumo, pemimpin ritual BBN, menegaskan bahwa modernisasi tidak harus menghancurkan apa yang baik dan luhur di negeri ini. "Akan tetapi hidup modern di atas kepribadian luhur adalah cita-cita peradaban sesuai dengan sila Ketuhanan Yang Maha Esa dalam Pancasila kita," tambah Djati.
Menurut ketua panitia, Eko Sriyanto Sapto Wijoyo, acara BBN sendiri merupakan tindak lanjut dari Gerakan Moral Rekonsiliasi Indonesia (GMRI) yang dideklarasikan pada 20 Maret 2003 di Kraton Surakarta Hadiningrat, Solo Jawa Tengah.
"Bedah Bumi Nusantara ini mempunyai makna mendalam utamanya pada saat krisis multidimensional seperti ini. Paling tidak kita bisa kembali menggali nilai kebangsaan yang ditanamkan Sri Aji Jayabaya," papar ketua umum GMRI itu.
Selain Gus Dur tampak pula Bingky Irawan (Ketua Majlis Konghuchu Indonesia/MAKIN), Bikhu Dama Subutera (Ketua umum Sangha Teravada Indonesia), Sultan Kanoman Salahuddin XII bersama permaisurinya Ratu Mawar (Kasultanan Cirebon) dan beberapa kerabat dari Sri Susuhunan Pakubuwono XII, Keraton Jogjakarta dan Kerajaan Puri Ubud Bali.
Dari seniman tampak hadir penyanyi spesialis lagu country Franky Sahilatua dan pelawak Asmuni. Keduanya juga diberi kesempatan tampil.Dalam acara itu digelar pula kirab beberapa benda pusaka seperti Kyai Songgo Jagat (Mojopahit), bendera Dwi Warna, Sodo Lanang dan Kyai Banyak. Acara diakhiri dengan pembacaan doa dari beberapa tokoh lintas agama (kd-kr)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Mempertahankan Spirit Kurban dan Haji Pasca-Idul Adha
2
Ketum PBNU Buka Suara soal Polemik Tambang di Raja Ampat, Singgung Keterlibatan Gus Fahrur
3
Jamaah Haji yang Sakit Boleh Ajukan Pulang Lebih Awal ke Tanah Air
4
Rais 'Aam dan Ketua Umum PBNU Akan Lantik JATMAN masa khidmah 2025-2030
5
Khutbah Jumat: Meningkatkan Kualitas Ibadah Harian di Tengah Kesibukan
6
Khutbah Jumat: Menyatukan Hati, Membangun Kerukunan Keluarga Menuju Hidup Bahagia
Terkini
Lihat Semua